Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mahalnya Ongkos Kemanusiaan Piala Dunia Qatar 2022

22 November 2022   10:28 Diperbarui: 22 November 2022   10:45 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar trofi Piala Dunia Qatar 2022 terpasang di sebuah gedung di Doha, Qatar, pada 16 Agustus 2022. (AFP/MUSTAFA ABUMUNES via VOA INDONESIA)

Selain kental dengan aroma suap, dalam perkembangannya pembangunan infrastruktur yang mewah tersebut menelan banyak korban. Ribuan buruh meninggal dunia imbas pembangunan infrastruktur Piala Dunia itu. 

Mahalnya ongkos kemanusiaan

Dalam menyambut Piala Dunia 2022, Qatar membangun tujuh stadion baru, satu bandar udara baru, jaringan kereta dan sejumlah ruas jalan baru. 

Tentu untuk membangun fasilitas mewah itu membutuhkan ribuan pekerja. Tak kurang sekitar 30 ribu pekerja migran dikerahkan oleh Qatar untuk membangun infrastruktur Piala Dunia.

Dalam perjalanannya, pembangunan itu justru merenggut ribuan nyawa buruh migran. Laporan itu pertama kali dirilis oleh The Guardian pada tahun 2013 lalu. 

Hal itu terdapat dalam temuan International Trade Union Confederation (ITUC) setidaknya ada 4 ribu orang yang meninggal akibat pembangunan fasilitas Piala Dunia 2022.

Masih dalam laporan ITUC, pada saat itu tak kurang Qatar menambah jumlah buruh migran hingga 500 ribu jiwa yang berasal dari India, Nepal, dan Sri Lanka untuk menyelesaikan sejumlah infrastruktur seperti stadion dan hotel tepat waktu. 

ITUC menyebut rata-rata junlah kematian buruh migran mencapai 600 orang atau 12 orang dalam satu minggu. Yang menjadi persoalan adalah apa penyebab buruh tersebut meninggal? Apakah murni karena pengerjaan proyek tersebut atau bukan? 

Dari korban yang berjatuhan, kebanyakan yang meninggal karena sebab alamiah. Biasanya mengarah pada penyakit gagal jantung. Tapi hal itu justru kontradiksi karena pegawai migran Qatar harus melewati uji kesehatan yang ketat. 

Pada tahun 2019, The Guardian menyorot kolerasi kematian buruh migran dengan cuaca esktrem di Qatar. Pada musim panas suhu di Qatar bisa mencapai 45 derajat celcius. 

Oleh sebab itu, di sana terdapat regulasi yang melarang bekerja di bawah terik sinar matahari secara langsung karena akan beresiko tinggi pada kesehatan pekerja. Tapi, dalam temuan The Guardian masih ditemukan pelanggaran. 

Para pekerja harus bekerja di luar ketentuan sehingga terkena panas ekstrem. Suhu tinggi diketahui menimbulkan tekanan hebat pada sistem kardiovaskular manusia, yang bisa mengarah pada serangan jantung fatal atau gangguan jantung lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun