Terbukti dengan tidak hadirnya Iqbal di lini pertahanan Indonesia seperti bermain tanpa arah. Apalagi beberapa gol lahir dari kesalahan pemain yang kurang tenang.
Iqbal adalah sosok penting di lini belakang Indonesia. Ia bermain apik. Ketenangan Iqbal dalam mengawal lini belakang patut diacungi jempol. Ketenangan itulah yang membuat pemain lain menjadi percaya diri.
Zaky yang bermain di posisi Iqbal tampil kurang memuaskan. Zaky pun tercatat beberapa kali melakukan kesalahan. Jadi, bagi saya rotasi pemain yang dilakukan oleh Bima Sakti kurang.
Seharusnya laga kontra melawan Guam menurunkan pemain lapis kedua. Begitu juga dengan dua laga setelahnya. Pemain inti tidak harus bermain full karena laga yang sebenarnya di akhir.
Sementara Malaysia sukses dengan rotasi pemainnya. Jadi, hasil imbang kontra Guam memang tidam wajar. Akan tetapi di balik itu ada penyegaran pemain yang berjalan efektif.
Gagal lolos
Dengan hasil di atas, sudah dipastikan Malaysia langsung lolos ke putaran final Piala Asia 2023. Hal itu karena Malaysia keluar sebagai juara grup dengan perolehan poin 10.
Sementara Indonesia harus puas berada di posisi kedua dengan poin 9. Indonesia resmi gagal ke putaran final Piala Asia 2023 melalui jatah runner-up terbaik.
Seperti yang sudah dibahas di atas, laga kontra Guam dan Palestina tidak masuk hitungan. Sehingga poin dan gol yang masuk hitungan hanya saat melawan UEA dan Malaysia.
Indonesia harus terlempar dari runner-up grup terbaik. Hal itu karena Laos berhasil menang 2-1 atas Kirgistan. Tajikistan juga meraih kemenangan 2-0 atas Afganistan.
Tentu dengan hasil itu mimpi Indonesia U-17 main di Piala Asia pupus. Meski begitu, kita harus tetap apresiasai mereka. Jangan hujat para pemain. Mereka masih muda dan masih akan terus berkembang.