Nama Bjorka kembali bergema. Setelah mengklaim membobol data Presiden Joko Widodo, kali ini ia membocorkan data pribadi Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate.
Dalam unggahan yang ramai di twitter, Bjorka membocorkan data pribadi sang menteri mulai dari NIK, nomor KK, nomor HP, alamat rumah, hingga nama orang tua. Kini, data pribadi sang menteri tersebut bertebaran secara luas di twitter.Â
Bjorka kemudian memberi ucapan "happy birthday sir" seraya membagikan sejumlah informasi tersebut. Tepat hari ini, sang menteri ulang tahun yang ke-66 dan Bjorka memberi kado ulang tahun dengan membocorkan data pribadi.
Diburu rasa penasaran, akhirnya saya mengecek nomor NIK yang tercantum itu di situs KPU. Ketika memasukkan nomor NIK, data yang keluar dari KPU persis seperti yang dibocorkan oleh Bjorka.
Nama sang menteri tercantum di situ beserta partai tempat ia bernaung. Jika data yang diunggah Bjorka sesuai dengan sipol KPU, maka kemungkinan besar hal tersebut benar.
Dengan kata lain, Pak Menteri sudah di-doxing oleh Bjorka. Doxing adalah tindakan yang membagikan pribadi informasi seseorang termasuk nama, nomor HP, dan data pribadi lainnya.
Jika nomor NIK yang dibocorkan Bjorka sesuai dengan yang tedaftar dengan KPU, lantas bagaima dengan klaim Bjorka yang sudah membobol dokumen Presiden Jokowi?
Publik tentu memiliki pandangan jika apa yang diunggah Bjorka bisa saja benar jika mengacu pada data pribadi Pak Menteri. Jelas kondisi ini bahaya, pemerintah harus segera bertindak untuk menghentikan tindakan tersebut.
Selain menindak, pemerintah juga harus melakukan upaya preventif untuk mencegah kejadian serupa terjadi. Bjorka seperti bermain catur. Mula-mula ia menyerang (membocorkan data) pion alias masyarakat.
Negara tidak bergeming, akhirnya Bjorka menyerang langsung menteri. Menteri dalam permainan catur begitu istimewa. Bisa disebut tangan kanan raja/ratu.Â
Jika serangan siber sudah sejauh itu, maka kondisi ruang siber kita sedang tidak baik. Mau tidak mau pemerintah harus mengakui itu dan segera memperbaikinya.
Kebocoran puluhan juta data warga dan sang menteri cukup untuk menampar pemerintah bawa dunia siber kita masih lemah. Masih bisa diretas oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Saya pribadi menjadi parno dengan data pribadi sendiri. Takutnya disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Apalagi kasus kebocoran data tengah ramai di mana-mana.
Menyuruh masyarakat untuk menjaga NIK saja tidak cukup. Toh NIK sipesuruh tidak bisa dijaga dengan baik. Buktinya data pribadinya bocor.