[ALERT] Transactions of Letters and Documents to the President of Indonesia 679K was leaked to the deep web by bad actor "Bjorka" https://t.co/YfYQz09AY8 pic.twitter.com/1SuK03Yjx3— DarkTracer : DarkWeb Criminal Intelligence (@darktracer_int) September 9, 2022
Dalam tweet tersebut dijelaskan bahwa sang peretas berhasil membobol dokumen yang dikirimkan ke Presiden Joko Widodo termasuk di dalamnya dokumen rahasia dari BIN.
Bjorka membocorkan sekitar 679 ribu dokumen yang masuk ke orang nomor 1 di Indonesia itu. Di antaranya ada data gladi bersih pengibaran bendera HUT RI ke-74.
Bjorka menyebut data yang baru saja ia unggah akan berguna untuk jurnalis dan organisasi masyarakat yang ingin mengetahui dengan siapa Presiden berinteraksi.
Meski data tersebut belum dikonfirmasi kebenarannya, akan tetapi hal ini menjadi warning bagi dunia siber kita. Orang nomor 1 saja data pribadinya bisa diretas dengan mudah, bagaimana dengan rakyatnya?
Kebocoran data di Indonesia
Tentu jika data orang nomor satu saja yang notabene "kuat" bisa dibobol, apalagi rakyatnya. Kebocoran data di Indonesia bahkan terjadi beberapa pekan ini.Â
Jika dilihat lebih jauh, sepanjang tahun 2022 saja kasus kebocoran data di Indonesia cukup banyak.Â
Pada bulan Januari lalu, data Bank Indonesia juga sempat bocor. Kebocoran data tersebut kurang lebih berasal dari 20 cabang BI yang mencakup 52 ribu dokumen.
Pada bulan yang sama, data pelamar kerja PT Pertamina Training and Consulting juga bocor. Data tersebut meliputi dokumen pribadi seperti ijazah, NIK, bahkan CV pelamar.
Data pengguna PLN dan Indihome juga diduga bocor. Setidaknya ada 17 data pengguna PLN yang bocor. Sementara itu, sebanyak 26 juta pengguna IndiHome juga bocor.