Dalam pertandingan ini, The Minion tampil kurang meyakinkan. Kevin tidak bermain seperti biasanya dan kerap melakukan kesalahan sendiri.
Di sisi lain, penampilan Marcus juga belum mencapai penampilan terbaiknya pasca cedera. Pada game tersebut, The Minons belum pernah memimpin skor sekali pun.
Bahkan pada set kedua, pasangan Inggris berhasil unggul jauh 15-5. Pada akhirnya The Minions harus takluk dari pasangan Inggris tersebut dua set langsung yakni 21-15 dan 21-9.
Dengan kekalahan ini, kutukan The Minions dalam turnamen mayor terus berlanjut. Sejak menguasai sektor ganda putera tahun 2017 lalu, The Minions selalu gagal pada turnamen mayor.
Pada edisi Kejuaraan Dunia 2017 dan 2018, The Minions hanya mampu menembus babak permpat final. Pada edisi 2019, The Minions kandas di babak kedua alias babak 32 besar.
Pada edisi kali ini yakni 2022, langkah The Minions kembali terhenti pada babak 16 besar. Tentu Kejuaraan Dunia adalah gelar yang belum pernah dicicipi oleh pasangan ini. Sekali lagi, The Minions harus kembali gigit jari pada Kejuaraan Dunia kali ini.
Selain Kejuaraan Dunia, turnamen mayor lain yakni Olimpiade kerap menghambat The Minions. Pada Olimpiade Tokyo 2021 lalu, The Minions harus kandas pada babak perempat final.
The Minions kalah dari pasangan Malaysia Aaron Chia/Soh Woi Yik dua set langsung dengan skor 21-14 dan 21-17. Kejuaraan Dunia dan Olimpiade adalah gelar juara yang belum dicicipi oleh The Minions.
Dengan segala yang telah didapat, rasanya dua turnamen tersebut bisa menjadi pelengkap bagi The Minions. Juara Olimpiade dan Kejuaraan Dunia adalah raihan tertinggi bagi para atlet badminton.
Namun, tidak semua pemain bisa menyabet gelar juara prestisius tersebut. Di sektor tunggal putera, Taufik Hidayat yang menjadi legenda Indonesia tercatat tidak pernah menyabet juara All England dan Sudirman Cup selama kariernya.
Begitu juga dengan Lin Dan, meski semua gelar juara pernah ia raih. Tapi, Lin Dan belum pernah sekalipun meraih juara Indonesia Open.