Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Found Footage, Teknik Pembuatan Film Horor Minimalis Berpenghasilan Fantantis

9 Agustus 2022   11:41 Diperbarui: 15 Agustus 2022   19:15 1448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Incantation menjadi film horor dengan teknik found footage terlaris di Taiwan tahun 2022. | Sumber: kompas.com

Beberapa waktu lalu, film horor asal Taiwan Incantation menjadi perbincangan hangat di twitter. Bahkan, Incantation menjadi trending topic. Dari komentar warganet twitter, Incantation seram, mungkin sama seramnya dengan The Medium.

Terdorong oleh rasa penasaran, akhirnya penulis menonton film tersebut. Incantation bercerita tentang seorang ibu yang berusaha membebaskan anaknya dari kutukan.

Kutukan itu didapat akibat dari ulahnya di masa lalu, yakni melawan tabu di tempat terlarang. Sekelompok pemburu hantu berusaha merekam segala kegiatan ritual terlarang untuk dijadikan konten.

Bukan untung yang didapat, nasib malang justru menimpa. Teror mengerikan terjadi hingga video yang mereka sebarkan bisa membuat orang yang menontonnya tertimpa sial.

Namun, itulah cara si ibu untuk membebaskan anaknya dari kutukan. Semakin banyak penonton, maka kutukan anaknya semakin berkurang. Incantation sendiri menampilkan adegan berdarah-darah yang membuat filmnya brutal.

Selain itu, film ini tidak dianjurkan bagi mereka yang mengidap trypophobia atau takut dengan lubang-lubang kecil. Nah, yang menjadi perhatian adalah film ini memakai teknik found footage.

Jadi, pemeran film ini merekam kegiatan mereka seakan-akan kita menonton rekaman asli. Mungkin tengah asyik ngevlog tiba-tiba ada hantu muncul. Nah inilah yang membuat film ini menarik. 

Teknik inilah yang membuat kita seakan-akan menonton rekaman asli. Incantation bukan film pertama yang memakai teknik found footage. Masih banyak film lain yang memakai teknik serupa.

Mengenal found footage

Secara sederhana, found footage adalah teknik pembuatan film yang hasilnya seperti video amatir. File rekamannya biasanya tercecer atau hilang kemudian disatukan kembali dan diedit kembali menjadi film yang utuh.

Tentunya found footage berbeda dengan dokumenter. Dokumenter sendiri rekaman tersebut asli, sementara found footage seakan-akan rekaman tersebut asli.

Biasanya film found footage tidak hanya berasal dari satu orang saja. Tapi gabungan dari beberapa tokoh film. Bisa juga digabung dengan rekaman internet, kamera CCTV seolah-olah kita menonton kasus asli.

Nah, selain itu ciri khas dari film found footage adalah rekamannya selalu bergoyang. Hal ini untuk menggambarkan jika perekam bukan videograper. Efek itulah yang membuat film found footage seperti rekaman asli.

Selain itu, akting dari pemeran juga harus senatural mungkin. Hal itu karena format filmnya seakan-akan sungguhan. Mungkin inilah tantangan terbesar bagi seorang pemeran film.

Mungkin salah satu film horor found footage yang terkenal adalah Paranormal Activity. Tapi, jauh sebelum itu The Blair Witch Project merupakan film horor yang meraup sukses besar memakai teknik found footage.

Film ini bercerita tentang tiga remaja bernama Heather, Mike, dan Josh. Ketiganya tengah menyelidiki sebuah legenda lokal Blair Witch di tengah hutan Black Hills, Amerika Seriktat.

Mereka bertiga kemudian mulai menyelidiki leganda Blair Witch dengan mewawancarai warga lokal. Warga tersebut memperingatkan agar ketiganya tidak perlu memasuki kawasan hutan.

Salah satu adegan dalam film The Blair Witch Project. | Sumber: kompas.com
Salah satu adegan dalam film The Blair Witch Project. | Sumber: kompas.com

Hal itu karena pada masa lampau pernah terjadi kasus penculikan yang konon pelakunya adalah Blair Witch. Tapi, ketiganya tidak peduli dengan peringatan warga lokal dan tetap masuk ke hutan.

Di tengah hutan, mereka bertiga mulai merekam segala aktivitasnya. Tentu kejadian horor berhasil direkam. Ketiganya kemudian menghilang tanpa jejak. 

Lalu, kemanakah mereka pergi? Apakah diculik oleh Blair Witch atau meninggal? Inilah yang membuat petugas bingung.

Petugas hanya menemukan kamera yang berisi rekaman ketiganya selama di tengah hutan. Dari rekaman itu kemudian disatukan dan akhirnya menjadi film yang berjudul The Blair Witch Project.

Film ini dianggap legend karena proses syuting tersebut amat berat. Para aktor diberi kamera dan menyusuri hutan sendiri-sendiri.

Selain itu, para aktor mengira jika warga lokal yang mereka wawancarai adalah warga lokal asli. Padahal warga lokal itu adalah figuran yang disewa oleh sutradara film yakni Daniel Myrick dan Eduardo Sanchez.

Selain itu, dua sutradara tersebut memang iseng. Ketika para aktor tengah istirahat di dalam tenda, sang sutradara mengelilingi tenda dan menginjak ranting pohon. 

Ranting tersebut kemudian dilemparkan ke segala penjuru. Hasilnya ketiga aktor tersebut terbangun dan langsung menyalakan kamera. Ketakukan ketiganya memang asli karena ulah sutradara.

Dengan trik tersebut, tidak heran jika film ini dinilai menyeramkan. Ditambah lagi tim marketing The Blair Witch sangat kreatif.

Salah satunya merilis situs blairwitch.com banyak warganet yang berbondong-bondong mengunjungi situs tersebut. Banyak yang percaya bahwa bahwa apa yang terdapat dalam situs itu menunjukkan jika Blair Witch ada.

Ada juga yang menyebut jika pelakunya adalah warga lokal. Ada juga yang percaya jika itu semua bohong. Terlepas dari itu, yang jelas The Blair Witch Projeck semakin dikenal.

Setelah film itu tayang, penonton sadar jika itu semua hanya fiksi belaka. Namun, kemampuan sutradara dan tim marekting sangat brilian menarik banyak penonton.

Selain itu, pembuatan film dengan teknik found footage minim budget. The Blair Witch mengeluarkan biaya produksi sebesar 60 ribu dolar dan meraup untung 240 juta dolar.

The Blair Witch Project bukan film horor pertama yang memakai teknik found footage. Tapi sejarah mencatat Canibal Holocaust adalah film pertama yang memakai teknik ini.

Lalu, apa sih yang membuat film horor tetap menarik meski sering membuat bulu kuduk berdiri hingga jantung terasa mau copot? Ternyata ada alasan psikologis yang membuat orang tertarik menonton film horor.

Ketika menonton film horor, hormon adrenalin dalam tubuh meningkat. Hormom tersebut bisa membuat seseorang bersemangat, responsif, dan waspada.

Penelitit dar Aarhus University di Denmark melakukan penelitian mengapa orang-orang senang menonton film horor. Penelitian ini melibatkan 100 orang partisipan yang diajak mengililingi 50 ruangan rumah hantu.

Peserta disematkan alat monitor detak jantung dan kamera untuk melihat reaksi mereka saat ketakutan.

Hasilnya terdapat bukti empiris tentang hubungan antara ketakutan, kenikmatan, dan gairah fisik dalam bentuk rekreasi ketakutan. Jika pengunjung merasa tidak takut, raut wajah mereka kecewa.

Sebaliknya, jika pengunjung takut maka ada reaksi seperti pingsan. Bagi yang tidak takut, ada kecenderungan untuk tidak memasuki rumah hantu karena tidak menakutkan. Sebaliknya, bagi mereka yang pingsan cenderung menghindari.

Selain itu, rasa takut juga menunjukkan denyut nadi yang meningkat. Naik turunnya denyut nadi dalam waktu singkat menunjukkan tanda bahwa hal itu menyenangkan. 

Inilah yang membuat adrenalin seseorang meningkat. Sensasi inilah yang dicari oleh para penikmat film horor. Sensasi ini memberi efek yang menyenangkan bagi penikmat film horor. Tapi, bagi yang tidak suka akan menimbulkan trauma.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun