Keris tersebut bukan keris petir, tapi keris listrik. Di gagang keris tersebut terdapat tombol untuk menyalakan pecikan listrik. Untuk mengelabui warga, Gus Samsudin menutup gagang keris tersebut dengan kain putih.
Dalam video yang beredar, pesulap merah kemudian membongkar trik tersebut. Pesulap merah membeli keris yang sama dan meletakkannya di tembok. Pesulap merah menyebut jika keris petir miliknya jauh lebih canggih daripada milik Gus Samsudin.
Hal itu karena keris petir milik pesulap merah bisa mengeluarkan percikan petir tanpa disentuh. Tentu ini trik sulap. Lebih kocaknya lagi, pesulap merah mengatakan kata "hadir-hadir" kemudian keris listrik miliknya menyala.Â
Pesulap merah kemudian membongkar trik lain Gus Samsudin yakni soal santet. Menurut pesulap merah, buah kelapa yang menjadi medium benda-benda santet itu terlebih dahulu dilubangi dan diisi benda seperti beling.
Dengan doa-doa dan mantra, seolah-olah Gus Samsudin memindahkan benda yang bersemayam dalam tubuh korban ke dalam buah kelapa. Padahal, sebelum pengobatan itu terjadi buah kelapa sudah dilubangi dan diisi benda-benda.
Sontak aksi-aksi pesulap merah yang membongkar trik tersebut heboh. Banyak yang mengatakan jika aksi pesulap merah patut diapresiasi.
Hal itu karena masih banyak masyarakat kita lebih percaya pada dukun daripada dokter. Apalagi jika dukun tersebut membungkus aksi menipunya dengan agama. Hal itulah yang dipakai oleh Gus Samsudin.
Selali lagi, bagi yang tahu apa itu "Gus" tentu akan tertawa terpingkal-pingkal mendengar ini. Di sisi lain, dengan adanya kejadian ini mau tidak mau mencoreng nama baik "Gus" dalam dunia pesantren.
Di luar itu, tentu kita bertanya mengapa banyak orang Indonesia yang masih percaya dengan praktik dukun? Bahkan dukun jauh lebih dipercaya daripada dokter.
Hasil survei
Pada tahun 2020-2021 publik dihebohkan dengan kehadiran virus corona (covid-19). Dalam survei yang dilakukan oleh Wellcome Global Monitor, pandemi covid-19 telah meningkatkan kepercayaan pada sains dan ilmuwan secara global.
Pada tahun 2018, kepercayaan global pada sains dan ilmuwan sebesar 34 persen. Akhir tahun 2020 angka tersebut naik menjadi 43 persen.