Chico kembali menutup interval gim kedua dengan skor 11-10.
Di pertengahan gim, Chico berhasil meraih empat poin beruntun dan skor menjadi 15-10. Angus mencoba mengejar, tapi Chico terus memimpin dengan skor 20-12.
Satu poin lagi Chico berhasil unggul, tapi Angus justru meraih tiga angka beruntun. Adu netting di poin-poin kritis begitu apik, Angus berhasil menyebrangkan bola begitu tipis hingga menyentuh net.Â
Di luar dugaan, netting tipis tersebut justru dibalas dengan baik oleh Chico dengan netting silangnya. Bola akhirnya jatuh di area permainan Angus. Skor pun berubah menjadi 21-15.
Tentu gelar juara ini menjadi spesial bagi Chico untuk karier seniornya. Ini adalah gelar pertama Chico dalam BWF World Tour. Pemain yang menempati ranking 45 dunia itu berhasil naik podium tertinggi mengalahkan lawan-lawan di atasnya.
Selain itu, final ini menjadi spesial. Hal itu karena sepanjang babak 32 besar hingga semifinal, Chico selalu bermain rubber game. Tapi, di final Chico berhasil unggul dengan straight game.
Juaranya Chico menghapus dahaga tunggal putera Indonesia di Malaysia Masters. Setelah 8 tahun, akhirnya tunggal putera Indonesia kembali juara di Malaysia Masters.
Gelar Malaysia Masters terakhir diraih tunggal putera Indonesia oleh Simon Santoso pada tahun 2014.
Di luar itu, Chico Aura menjadi pebulu tangkis asal Papua pertama yang berhasil meraih gelar juara BWF World Tour. Chico secara khusus mempersembahkan gelar ini pada masayarakat Papua.
"Untuk masyarakat Indonesia, khususnya Papua, terima kasih doa dan dukungannya selama ini. Semoga apa yang saya raih, bisa menjadi motivasi dan inspirasi bagi anak-anak di sana," kata Chico (PBSI)