Dengan kata lain, jika Shin Tae-yong gagal membawa Timnas Indonesia ke Piala Asia 2023 maka jabatannya disunat hanya menangani U20 saja.
PSSI tidak menyebut Shin Tae-yong gagal tapi itulah permainan halus PSSI. Intinya keberhasilan seorang pelatih bagi PSSI adalah bisa mencapai target yang ditetapkan.
Iwan Bule bahkan menyebut Shin Tae-yong justru mengalihkan isu training center untuk menutupi kegagalan AFF dan medali emas SEA Games.
Tentu pernyataan itu tidak bisa kita terima. Mandeknya prestasi timnas tidak hanya tanggung jawab pelatih. Akan tetapi federasi pun harus bertanggung jawab.
Akan tetapi, kali ini Shin Tae-yong membuktikan diri bahwa ia bukan pelatih kaleng-kaleng yang hanya bisa menangani timnas U20.
Shin Tae-yong berhasil membawa skuat garuda ke Piala Asia 2023 sekaligus menjawab ultimatum dari PSSI. Dengan cara inilah Shin Tae-yong membungkam mulut besar PSSI.
Meski memiliki keterbasan, akan tetapi Shin Tae-yong mampu membawa tim ini lolos ke Piala Asia 2023. Pemain naturalisasi yang diminta Shin Tae-yong pun tidak rampung.
Dengan skuat yang tidak banyak berubah, Shin Tae-yong membuktikan dirinya sebagai pelatih kelas dunia. Bahkan Shin Tae-yong membungkam media lain yang meremehkan Indonesia.
Baca juga: Sempat Anggap Remeh Indonesia, Kuwait Dipaksa Menahan Malu di Kandang Sendiri
Sekali lagi, lolosnya Indonesia ke Piala Asia adalah jawaban Shin Tae-yong pada PSSI karena telah meragukan dirinya. Jika PSSI masih melanjutkan rencana itu, PSSI sungguh keterlaluan.
Pasalnya Shin Tae-yong mampu memenuhi target PSSI yaitu lolos ke Piala Asia. Jika Shin Tae-yong diberi waktu lebih lama, bukan tidak mungkin juara Piala AFF dan medali emas SEA Games akan kita raih.
Kita seharusnya sadar akan proses. Tidak ada prestasi yang instan. Buktinya usia pelatih timnas Indonesia tidak lebih dari dua tahun. Jika Shin Tae-yong diberi waktu lebih lama, bukan tidak mungkin Indonesia akan membaik.