Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Menilik Skenario Tiga Kandidat Capres di Pemilu 2024

13 Juni 2022   17:46 Diperbarui: 14 Juni 2022   07:20 1435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Partai Amanat Nasional, Golkar, dan Partai Persatuan Pembangunan membentuk poros baru yaitu Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). | Source: Kompas.com/Tatang Guritno

Ingar bingar Pemilu 2024 sudah terasa. Beberapa tokoh menyatakan siap ikut dalam percaturan capres 2024. Termasuk di dalamnya para menteri presiden.

Nama-nama kepala daerah juga mencuat dalam beberapa survei. Misalnya Gubernur Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Di beberapa daerah muncul gerakan untuk mendeklarasikan pasangan capres dan cawapres. Di Jogjakarta, muncul gerakan untuk mendukung Ganjar Pranowo dan Panglima TNI Andika Perkasa.

Pasangan ini digagas oleh Relawan Ganjar-Perkasa. Wayan Darma Putera selaku ketua relawan menyebut pemilihan keduanya bukan tanpa sebab. Melainkan berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada masyarakat selama 3 bulan.

Dari hasil survei itu, banyak masyarakat yang memilih pasangan Ganjar-Perkasa. Dengan dasar inilah gerakan ini muncul.

Selain Ganjar-Perkasa, di daerah lain muncul gerakan yang sama. Di daerah saya, yaitu Bandung muncul beberapa baliho bertuliskan "RK For President 2024."

Selain itu, ada satu hal yang menarik kali ini, yaitu kemungkinan adanya tiga pasangan capres-cawapres. Tentu hal ini bisa saja terwujud. Apalagi beberapa partai telah merapatkan barisan menyusun strategi.

Koalisi Indonesia Bersatu (KIB)

Sejumlah partai politik tengah menjalin hubungan intim dengan partai lain guna mengarungi pemilu 2024. Meski pemilu masih cukup lama, akan tetapi beberapa partai politik sudah menyusun strategi.

Poros pertama yang akan menjadi kekuatan di Pemilu 2024 adalah Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). KIB digagas oleh tiga partai pendukung pemerintah, yakni Golkar, PAN, dan PPP.

KIB merupakan poros pertama yang terbentuk untuk mengarungi peta politik 2024. KIB sendiri diusung oleh partai pendukung pemerintah.

Meski KIB dinilai menganggu stabilitas pemerintahan, akan tetapi hal itu dibantah oleh Ketua PAN Zulkifli Hasan. 

Zulkifli Hasan menilai kehadiran KIB tidak akan mengganggu stabilitas pemerintahan Jokowi. Hal itu karena Airlangaa Hartanto merupakan menteri dan tentunya akan mendukung program pemerintah. 

KIB bahkan telah menandatangani nota kesepahaman pada Sabtu, 4 Juni 2022. 

"Malam ini menjadi malam yang bersejarah karena kami bertiga Partai Golkar, PAN, dan PPP menandatangani kerja sama dan kerja sama ini," ujar Airlangga. (kompas.com)

Ditegaskan Airlangga, kehadiran KIB sejatinya untuk menghindari polarisasi yang terjadi di masyarakat yang karena pemilu. Hal ini bisa kita lihat pada dua edisi pemilu sebelumnya.

Polarisasi masyarakat sangat terasa dan terbelah menjadi dua kubu. Tidak jarang perbedaan tajam itu memakai politik identitas seperti SARA. Sehingga sangat berpotensi memecahbelah masyarakat.

Di sisi lain, Zulkifli Hasan menegaskan KIB sangat terbuka untuk partai lain yang ingin bergabung.

Ketua PKB Muhamin Iskandar (Cak Imin) sempat melirik KIB. Namun, Cak Imin menawarkan satu syarat, yaitu dirinya harus diusung menjadi capres.

Tentu hal itu ditolak, mengingat KIB masih belum membicarakan tokoh. Selain itu, tiap partai memiliki jagoan masing-masing untuk capres 2024. Sebut saja Golkar yang ingin mengusulkan Airlangga Hartanto.

Selain itu, dalam acara silaturahmi nasional KIB terlihat Ketua Pro Jokowi (Projo) yaitu, Budi Arie Setiadi terlihat hadir dalam acara tersebut.

Banyak kalangan yang menyebut jika kehadiran Projo dalam acara tersebut sebagai sinyal jika Jokowi memberi restu.

Selain itu, kehadiran Projo disinyalir merupakan sarana mencari kendaraan politik untuk Ganjar Pranowo. Di sisi lain, ada perbedaan pendapat antara Jokowi dengan PDIP.

Jokowi dinilai lebih memilih Ganjar Pranowo daripada Puan Maharani untuk maju sebagai capres 2024. Kode dukungan Jokowi pada Ganjar Pranowo terlihat pada acara Rakernas V Projo Mei lalu.

Jokowi menyebut agar relawan tidak perlu terburu-buru dalam mengusung capres. Meski yang didukung hadir dalam acara itu.

Seperti yang diketahui Ganjar Pranowo saat itu hadir mendampingi Jokowi. Jadi, kehadiran Projo diacara KIB bisa dimaknai untuk mencari kendaraan politik bagi Ganjar Pranowo pada pemilu 2024.

Meski begitu, politik selalu dinamis. Tidak setiap prediksi atau kejadian saat ini bisa dikaitkan untuk hal yang belum terjadi. Itu artinya semuanya masih sebatas spekulasi.

Koalisi Semut Merah (KSM)

Poros kedua yang akan terjadi di pemilu 2024 nanti adalah Koalisi Semut Merah. Koalisi ini digagas oleh dua partai islam, yaitu Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Kedua partai telah menjalin komunikasi serius terkait dibentuknya koalisi ini. Selain itu, KSM juga masih membuka peluang bagi partai lain untuk bergabung.

Hal itu karena meski sudah berkoalisi, tapi masih belum memenuhi ambang batas presiden 20 persen. Kedua partai ini baru mengumpulkan 17,89 persen.

Masih ada dua partai yang belum bergerak, yaitu Nasdem dan Demokrat. Pada Pemilu 2019 lalu, Nasdem memperoleh suara sebanyak 8,27 persen sementara Demokrat memperoleh 8,03 persen.

Itu artinya, KSM hanya butuh satu partai politik lagi untuk berkontestasi pada Pemilu 2024. Baik Nasdem atau Demokrat merupakan kunci untuk terciptanya KSM.

Untuk capres yang akan diusung, tentu PKB akan tetap mengajukan Cak Imin. Apalagi jika koalisi ini benar-benar terjadi, maka PKB akan memiliki kans untuk memimpin koalisi.

Mengingat perolehan suara PKB paling tinggi di antara empat partai tadi. Jadi, dengan hitungan ini kemungkinan besar Cak Imin akan maju sebagai capres 2024.

Sementara itu, figur yang akan menjadi pasangan Cak Imin adalah Anies Baswedan. Hal ini bisa dilihat dari unggahan instagram Wakil Ketua PKB, yaitu Jazilul Fawaid.

Unggahan instagram Jazilul Fawaid. | via: detik.com
Unggahan instagram Jazilul Fawaid. | via: detik.com

Tentu hal itu bisa jadi merupakan satu pertanda jika keduanya akan berduet di pemilu 2024 nanti. Apalagi dalam sejumlah survei, elektabilitas Anies cukup tinggi.

Akan tetapi, duet ini akan tercipta jika Demokrat atau Nasdem ikut bergabung. Jika tidak, maka KSM tidak akan terbentuk.

PDIP-Gerindra

Koalisi ini bisa saja terjadi pada pemilu 2024 nanti. Dua partai ini saja sudah cukup untuk berkontestasi pada pemilu 2024 karena sudah melebih ambang batas 20 persen.

Apalagi Prabowo dinilai tengah dekat dengan Megawati. Maka, bukan tidak mungkin duet Prabowo-Puan akan terjadi. Mengingat PDIP dan Gerindra masih konsisten dengan Prabowo dan Puan.

Meski dalam kesempatan lain, Prabowo menyebut jika capres tidak selalu harus dirinya. Tiga poros capres bisa saja terbentuk jika PDIP dan Gerindra bersatu.

Seandainya Nasdem dan Demokrat bergabung dengan KSM, maka poros tiga capres akan tetap terbentuk. Pun begitu jika KIB mendapat dukungan dari Nasdem atau Demokrat.

Semoga saja poros tiga capres ini bisa terwujud. Mengingat sangat riskan jika hanya ada dua pasangan saja. Kejadian dua edisi pemilu sebelumnya akan terulang, yaitu polarisasi masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun