Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Head to Head Shin Tae-yong vs Mano Polking: Saatnya STY Balas Dendam

19 Mei 2022   06:22 Diperbarui: 19 Mei 2022   06:52 1101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Laga semifinal SEA Games cabor sepak bola yang mempertemukan Indonesia vs Thailand akan berlangsung Kamis, 19 Mei 2022 pukul 16.00 WIB.

Kedua tim dipastikan bertemu setelah Indonesia keluar sebagai runner-up grup A. Sementara itu, Thailand keluar sebagai juara grup B. 

Duel semifinal nanti diprediksi akan berlangsung ketat dan seru. Kedua tim bisa dikatakan memiliki kualitas pemain yang baik.

Selain itu, duel antara Indonesia vs Thailand di semifinal SEA Games nanti menjadi ajang adu mekanik dua pelatih terbaik di ASEAN saat ini, yaitu Alexandre Mano Polking dan Shin Tae-yong.

Pada konferensi pers yang berlangsung kemarin, Mano Polking memuji kekuatan tim Indonesia. Ia bahkan menyebut jika Indonesia lebih kuat dari Vietnam.

"Timnas U-23 Indonesia adalah tim terkuat di SEA Games 31, bahkan dibandingkan dengan Vietnam," tutur Mano Polking. (bolasport.com)

Polking beralasan, skuat Indonesia pernah bermain di Piala AFF 2020 lalu. Skuat Indonesia juga melakukan persiapan selama 6 pekan menjelang turnamen ini.

Di sisi lain, Polking menyebut jika STY merupakan pelatih yang memiliki banyak taktik dan pengalaman. Tentu dengan hal itu, Timnas Indonesia menjadi tim yang diperhitungkan.

Sementara itu, STY menampik pujian dari pelatih Thailand itu. STY tidak ingin tenggelam oleh pujian Mano Polking dan lebih memilih untuk tetap fokus pada pertandingan semifinal nanti.

Dalam pernyataanya, STY menilai sejauh ini tim terbaik di ASEAN ialah Thailand, Vietnam, Malaysia baru kemudian Indonesia yang siap bersaing.

Baca Juga: Indonesia Merasa Dirugikan Jelang Hadapi Thailand di Semi Final SEA Games 2021

Pertemuan dua pelatih ini bukan kali pertama. Keduanya pernah bertemu di final Piala AFF 2020 lalu. Sejauh ini, Polking masih unggul dari Shin Tae-yong.

Di final leg pertama, Thailand berhasil melumat Indonesia dengan skor 4-0. Sementara di leg kedua, Indonesia berhasil menahan imbang dengan skor 2-2.

Balas Dendam

Melihat head to head di atas, tentu ajang semifinal kali ini menjadi ajang yang pas bagi STY untuk balas dendam pada Mano Polking.

Apalagi, STY menyebut jika dirinya dan tim sudah siap melawan Thailand. Thailand memang tim kuat, Thailand memang pernah mengalahkan Indonesia di final Piala AFF 2020 lalu.

Akan tetapi, STY menilai situasi kali ini berbeda. Di ajang multi event seperti ini, tentu skuat yang turun ialah U-23 ditambah tiga pemain senior.

"Kami memang kalah oleh Thailand di Final Piala AFF 2020, tetapi situasi kali ini berbeda. Ini turnamen untuk tim U-23 dan kami sudah melakukan persiapan yang cukup baik untuk melawan Thailand," tutur STY. (pssi.org)

Shin Tae-yong juga sudah menyiapkan taktik khusus untuk meredam Thailand. Bahkan jika laga harus berlangsung pada extra time, STY juga sudah mengantisipasi.

Dari rekor pertemuan sendiri, Indonesia kalah telak dari Thailand. Akan tetapi, pada pertemuan SEA Games 2019, skuat garuda bisa mengalahkan Thailand dengan skor 2-0.

Hal yang sama bukan tidak mungkin terjadi. Apalagi, Indonesia memiliki dua keuntungan menjelang laga nanti.

Keuntungan pertama ialah komposisi pemain. Komposisi pemain Indonesia dengan Piala AFF 2020 lalu tidak banyak berubah.

Di sektor depan misalnya, sayap kiri dan kanan masih dihuni oleh duo FK Senica yaitu Witan Sulaeman dan Egy Maulana Vikri.

Keduanya telah menciptakan 6 gol untuk Indonesia. Hanya penyerang tengah saja yang berbeda. Akan tetapi, penampilan M. Ridwan didebut pertama begitu ciamik.

Selain itu, Saddil Ramdani juga sudah bergabung dan siap diturunkan di semifinal nanti.

Di sektor tengah, kombinasi anatara Ricky Kambuaya, Rachmat Irianto atau Abimanyu sudah terjadi di Piala AFF lalu. Untuk kali ini, lini tengah Indonesia mendapat amunisi baru yaitu Marc Klok.

Penampilan Klok dari fase grup sudah membaik. Memang, di awal laga Klok masih belum padu. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu grafik permainan Klok meningkat.

Di lini belakang komposisi tim juga tidak banyak berubah. Rizky Ridho, Fachrudin, Asnawi, dan Dewangga merupakan pemain kunci di Piala AFF 2020 lalu. 

Bedanya, kali ini di posisi bek kiri tidak diisi oleh Pratama Arhan. Melainkan oleh Dewangga

Keuntungan kedua ialah dari sisi waktu istirahat. Meski Indonesia harus menempuh perjalanan cukup jauh, Indonesia memiliki waktu istirahat lebih banyak dari Thailand.

Dengan keuntungan itu, para pemain bisa beristirahat dan memulihkan stamina. Hal itu karena di semifinal nanti bukan tidak mungkin laga akan berlangsung pada extra time.

Meski begitu, Indonesia juga tetap waspada. Pasalnya, di sektor bek kanan tidak akan diperkuat oleh Asnawi. Bek kanan andalan timnas ini harus absen lantaran akumulasi kartu kuning

Pemain ideal yang dapat mengganti Asnawi ialah Ilham Rio Fahmi. Namun, sejak dua kali starter di fase grup, Ilham tidak selalu bermain full.

Marc Klok mungkin saja akan bekerja lebih keras, yaitu mrngcover posisi Ilham ketika bek kanan kita ikut membantu menyerang.

Elkan Baggott yang dikabarkan akan main di semifinal ternyata batal bergabung. Tentu kehadiran Elkan sangat penting di lini pertahanan timnas.

Meski begitu, STY bisa mencoba beberapa opsi pemain untuk menutupi lubang di lini pertahanan. Salah satunya yaitu memasang Rachmat Irianto di lini belakang.

Meski Irianto berposisi sebagai gelandang bertahan, tetapi Irianto bisa dicoba untuk mengisi posisi tersebut.

Memang secara hitung-hitungan akan sulit memprediksi hasil pertandingan. Namun, kita berharap jika di laga nanti timnas Indonesia bisa melaju ke final.

Sehingga misi balas dendam di Piala AFF 2020 bisa terlaksana. Semoga saja cabor sepak bola bisa mendapat medali emas. Pasalnya, Indonesia sudah puasa emas lama sekali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun