Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak. (HR Al-Baihaqi dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu).
Hadist itulah yang menjadi pembuka kitab Akhlaq yang saya pelajari ketika mengaji waktu dulu. Bukan tanpa sebab, Allah mengutus Nabi Muhammad SAW tidak hanya untuk syiar agama islam, tapi untuk menyempurnakan akhlaq.
Maka di dalam diri rasulullah terdapat sifat-sifat mulia yang harus kita teladani. rasulullah SAW adalah gambaran akhlaq sempurna, dan kita sebagai umatnya hendaknya meneladaninya.
Di dalam diri rasullah sendiri sudah ada suri tauladan yang baik. Hal itu sudah termaktub dalam Al-Qur'an Surat Al-Ahzab ayat 21.Â
Selain itu, rasullah adalah gambaran sempurna yang patut kita jadikan contoh dalam kehidupan. Bahkan, rasullah SAW merupakan role model setiap orang dengan berbagai macam profesi.
Sebagai individu, rasulullah SAW memberi contoh nyata bagaimana syiar agama islam yang begitu baik. Ada satu kisah yang masih saya ingat sampai hari ini, kisah ini dituturkan oleh guru mengaji saya.
Ketika rasulullah hendak pergi ke mesjid untuk shalat berjamaah, ada seseorang yang benci pada beliau. Bahkan kebencian itu luar biasa, setiap rasulullah SAW lewat ke depan rumahnya, rasulullah SAW selalu diludahi.
Akan tetapi, rasulullah tidak pernah lewat ke jalan lain. Tetap saja lewat ke depan rumah orang yang meludahinya. Maka, setiap waktu shalat tiba, rasulullah SAW pasti diludahi.
Suatu ketika, orang yang meludahi rasulullah SAW tidak ada. Untuk pertama kalinya rasulullah tidak diludahi. Tapi, rasulullah merasa heran dan bertanya ke manakah orang yang meludahinya.
Ternyata, orang tersebut sakit. Apa yang terjadi? Saat itu juga rasulullah langsung menjenguk orang tersebut. Dan rasulullah adalah orang pertama yang menjenguknya.