Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dugaan Kartel Minyak Goreng: "Menggoreng" Harga Minyak di Pasaran

22 Maret 2022   19:30 Diperbarui: 22 Maret 2022   20:09 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di balik harga minyak goreng yang melambung, ada dugaan kartel di dalamnya. | Source: KOMPAS.COM

Harga minyak goreng saat ini diduga sedang "digoreng" sehingga menjadi mahal. Permasalahan minyak goreng seakan tidak usai, mulai dari tingginya harga eceran tertinggi, hingga kelangkaan minyak itu sendiri.

Tingginya harga minyak goreng jelas merugikan rakyat, sektor usaha kecil jelas harus mengatur strategi agar usahanya tetap berjalan di tengah pandemi.

Indikasi kenaikan minyak goreng sendiri sudah tercium pada akhir Agustus 2021. Kala itu, harga minyak goreng menjadi Rp. 20 ribu perliter dari sebelumnya Rp. 14 ribu.

Kenaikan harga minyak goreng sendiri dipicu oleh kenaikan harga bahan mentah minyak yaitu crude palm oil (CPO) di pasar internasional. Kenaikan tersebut dipicu oleh pasokan bahan baku minyak nabati lain.

Selain itu, konflik antara Rusia dan Ukraina yang saat ini masih berlangsung dinilai membuat harga CPO tinggi. Sehingga, harga minyak tetap tinggi.

Pada pertengahan Januari 2022, pemerintah memberlakukan subsidi minyak goreng dengan dana sebesar Rp. 6.7 triliun. Dengan subsidi tersebut, harga minyak berkisar Rp. 14 ribu perliter.

Akibat kebijakan itu, banyak masyarakat yang berbondong-bondong memborong minyak dan terjebak panic buying.

Banyak ibu-ibu rumah tangga yang rela mengantre dari pagi di mini market demi mendapatkan minyak dengan harga miring. Namun, kebijakan tersebut justru gagal total.

Masyarakat mengantri minyak goreng. | Source: KOMPAS.COM
Masyarakat mengantri minyak goreng. | Source: KOMPAS.COM

Kebijakan tersebut dinilai melawan mekanisme pasar. Akibat kebijakan itu, terjadi disparitas tinggi antara harga minyak dalam negeri dan luar negeri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun