Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ketika Good Looking Masuk ke Ranah Pilpres Amerika Serikat

11 Maret 2022   20:16 Diperbarui: 12 Maret 2022   08:06 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hallo effect memang sangat erat kaitannya dengan bias penilaian. Celakanya kesan pertama itu mampu memengaruhi pandangan kita secara keseluruhan terhadap orang lain.

Padahal hal itu belum tentu benar. Misalnya seperti fenomena crazy rich yang ramai saat ini, kebanyakan dari kita memiliki kesan bahwa mereka adalah orang yang benar-benar kaya, apalagi dibalut dengan flexing barang mewah.

Nyatanya, mereka tidak sekaya yang kita duga bahkan hasil kekayaan mereka dari hasil menipu. Bisa saja orang yang sederhana, memaki kolor dan makan di pinggir jalan adalah orang kaya sungguhan.

Untuk itu, penampilan dari luar tidak bisa dijadikan tolak ukur secara utuh untuk menilai seseorang. Hallo effect juga tidak baik dalam memandang seseorang.

Jika orang tersebut berpenampilan menarik tentu kesan pertama kita mereka orang baik, pun sebaliknya jika orang lain berpenampilan apa adanya maka kesan negatif akan menghantui pikiran.

Hallo effect jelas berbahaya jika pola pikir tersebut dibiarkan mengakar pada kita. Kesalahan dalam menilai orang lain hanya dari kesan pertama atau dari luar saja hanya akan memberi kesalahan berpikir saja.

Dalam kasus lain misalnya, banyak netizen yang terkecoh dengan artis yang dinilai baik di layar kaca, entah itu karena penampilan atau karena tampan.

Ketika artis tersebut terkena kasus narkoba, banyak orang yang tidak percaya bahkan menilai jika si artis yang bersangkutan adalah orang baik. Mirisnya, mereka semua kerap mendapat dukungan.

Akan tetapi, jika ada artis lain yang secara tampilan tidak "mencerminkan" orang baik, justru hujatan yang diterima. Oleh karena itu, cara pandang berpikir seperti ini harus kita hindari.

Apalagi jika sudah masuk ke ranah politik dalam hal ini memilih pemimpin. Tentu, kita tidak boleh memilih pemimpin hanya dari penampilan saja, akan tetapi harus dari sisi kemampuan dan integritasnya.

Begitu juga di lingkungan kerja, sekolah, maupun lingkungan lain. Nilailah seseorang dari kemampuannya bukan dari penampilan saja, bisa saja penampilan tidak selalu berjalan lurus dengan kemampuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun