Penilaian sekilas tersebut seakan men-generalisir seluruh sikap seseorang. Nyatanya, butuh waktu yang cukup lama untuk mengetahui seseorang, tentu tidak hanya dari sisi penampilan semata.
Fenomena Hallo Effect
Menilai seseorang dari luar atau dari penampilan saja tentu akan menimbulkan bias kognitif. Dalam ranah psikologi, hal ini disebut dengan hallo effect. Begitu juga dengan yang terjadi di atas, bagi saya hal itu terjadi karena biasnya penilaian.
Hallo effect adalah salah satu fenomena di mana seseorang hanya menilai orang lain sekilas saja, tapi kesimpulan tersebut bisa saja keliru.
Hallo effect atau istilah kekiniannya adalah first impression adalah ketika kita menilai seseorang berdasarkan apa yang pertama kali kita lihat pada orang berangkutan.
Misalnya pada kasus di atas, tentu kita akan terkecoh dengan penampilan Harding yang rupawan tersebut. Apalagi selalu berpakaian necis, maka kesan yang pertama kali muncul adalah ia pintar, tegas, dan berwibawa.
Begitu juga ketika kita menilai seseorang yang baru dikenal. Penampilan memiliki pengaruh besar dalam penilaian meski terkadang keliru.Â
Fenomena hallo effect pertama kali muncul tahun 1920-an dan itu tidak sengaja. Penemunya adalah seorang psikolog bernama Edward L. Thorndike.
Penemuan ini disebut tidak sengaja lantaran ia meminta kepada seluruh atasan militer untuk memberi ranking pada bawahannya.
Kategori yang digunakan untuk menilai ranking seseorang adalah dari kualitas kepemimpinan dan kecerdasan. Namun, hasil yang diberikan oleh atasan tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan dua kategori tadi.
Mereka yang berada di ranking teratas rata-rata memiliki fisik sempurna, tampan, dan lain sebagainya yang tidak ada sangkut pautnya dengan kualitas kepemimpinan maupun kecerdasan.