Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

4 Poin yang Harus Dibenahi Timnas Indonesia Jelang Laga Melawan Thailand

28 Desember 2021   18:12 Diperbarui: 28 Desember 2021   18:17 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia memastikan diri lolos ke final Piala AFF 2020 setelah menyingkirkan tuan rumah Singapura dengan agregat 5-3. Ini adalah laga final keenam bagi skuat Garuda. 

Sementara itu, lawan Timnas Indonesia ialah Thailand. Tim dengan koleksi gelar paling banyak Piala AFF dengan raihan 5 gelar. Ini adalah laga final kesembilan bagi Thailand.

Thailand tentu bukan lawan yang enteng, dari delapan final yang mereka ikuti. Lima di antaranya berujung juara. Sementara itu, Indonesia dan Thailand sudah bersua tiga kali di final, dan semuanya dimenangi Thailand. 

Pertemuan terakhir kedua tim di final terjadi tahun 2016. Kala itu, Timnas Indonesia yang diasuh oleh Alfred Riedl mampu melaju ke final. Skuat Garuda hanya memiliki persiapan yang minim namun berhasil tampil sampai di final. 

Pada leg pertama yang digelar di Stadion Pakansari, Indonesia berhasil unggul atas Thailand dengan skor 2-1. Di leg kedua, skuat Garuda harus tunduk dengan skor 2-0.

Tentu saja rekor buruk di partai final tidak ingin terulang di era Shin Tae Yong. Untuk itu, ada beberapa faktor yang harus dibenahi oleh anak asuhan STY jelang laga final nanti. 

1. Lini pertahanan

Sejauh ini, skuat garuda masih menjadi tim paling produktif dengan torehan 18 gol dari enam laga. Itu artinya, rata-rata dalam satu laga anak asuhan STY mencetak 3 gol. 

Tentu angka itu begitu tinggi untuk sebuah tim yang diisi pemain muda minim pengalaman. Di sisi lain, torehan gol tersebut menyebar ke semua lini. Jadi tidak hanya mengandalkan satu lini saja. 

Sayangnya, meski lini serang produktif tapi lini pertahanan sebaliknya. Dari enam laga yang telah dilakoni, skuat garuda kebobolan 7 gol. Jika dirata-ratakan, dalam satu laga setidaknya ada satu gol yang bersarang di gawang skuat garuda. 

Selain itu, Indonesia hanya satu kali clean sheet saat melawan Vietnam. Hal itu karena strategi yang dipakai STY memang bertahan, sehingga pemain berhasil menjaga gawang dari kebobolan.

Buktinya di dalam laga itu, Vietnam begitu kesulitan menembus pertahanan timnas. Hal itu bisa dilihat dari keputusan mereka yang melakukan tendangan jarak jauh.

Namun, ketika permainan timnas lebih terbuka, maka pertahanan pun sama. Tentu saja hal ini harus diantasipasi oleh STY, mengingat level Thailand berada di atas kita. 

Serangan Thailand yang mengandalkan umpan pendek dan skill individu pemain harus diwaspadai. Bukan tidak mungkin, dengan skema itu Thailand mampu membongkar lini pertahanan kita. 

Apalagi, Pratama Arhan dipastikan absen di leg pertama nanti karena kartu kuning. Tentu hal ini menjadi celah tersendiri. Selain dalam bertahan, Pratama Arhan kerap membantu serangan.

Arhan mampu menyerang dan bertahan sama baiknya. Buktinya, di laga kemarin saat bersua dengan Singapura, Arhan berhasil mencetak gol penyeimhang. 

Absennya Arhan jelas merupakan kerugian bagi kita. Untuk itu, STY harus menyiapkan pelapis di sisi kiri pertahanan kita. 

2. Kurangi fouls

Problem yang dihadapi pemain kita saat ini adalah melakukan foul di daerah berbahaya. Pemain harus membiasakan diri di laga internasional.

Jangan bawa kebiasan liga 1 dengan permainan keras. Pemain kadang lupa jika di timnas sering melakukan pelanggaran yang di liga 1 masih dimaafkan. 

Tentu saja hal itu harus dikurangi karena merugikan tim. Dua gol yang lahir di laga kemarin adalah hasil dari set-piece. Tentu set-piece itu lahir dari fouls yang dilakukan oleh pemain. 

3. Antisipasi bola mati

Pada laga melawan Singapura kemarin, anak asuhan STY kebobolan lewat set-piece. Namun, gol pertama menjadi catatan tersendiri. 

Pasalnya, lini pertahanan kita kurang siap dalam mengantisipasi bola. Akibatnya sapuan bola tidak sempurna dan justru membuat lini pertahanan semakin tidak terkontrol. 

Akibatnya bola liar dari sapuan tidak sempurna itu mampu dimanfaatkan oleh Singapura. Hal seperti itu semoga saja tidak terjadi dan menjadi bahan evaluasi STY. 

4. Kebugaran pemain 

Dari sisi kebugaran pemain, kita diuntungkan karena memiliki waktu satu hari lebih lama dari Thailand. Jadwal Piala AFF yang padat tentu menguras stamina pemain. 

Adanya waktu istirahat lebih ini harus dimanfaatkan dengan baik untuk memulihkan stamina. Apalagi, pemain kita di laga terakhir harus bermain 120 menit. 

Waktu lebih ini harus dimanfaatkan oleh STY untuk menyempurnakan sentuhan akhir. Meskipun produktif, akan tetapi banyak peluang dari kita justru jauh dari harapan. 

Kemampuan menciptakan peluang harus didukung dengan sentuhan akhir yang manis. Beberapa pemain kerap melakukan tembakan jarak jauh yang justru tidak mengancam gawang. 

Hal-hal semacam itu harus dihindari dan gol yang diciptakan harus lebih banyak dari skema kerja sama. Misalnya gol ke gawang Malaysia pada fase grup. 

Harapannya gol dengan skema seperti itu bisa lebih banyak tercipta daripada shoot jarak jauh yang tidak akurat. 

Itulah beberapa catatan yang perlu dibenahi oleh STY. Ini hanya pengamatan saya sebagai pencinta sepak bola tanah air. Tentu masih ada aspek lain yang jauh lebih dari ini. 

Semoga saja, final keenam nanti menjadi akhir dari puasa gelar di Piala AFF. Rakyat sudah tidak sabar menanti gelar tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun