Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Tak Patuh Program Anti-Doping, Nasib Indonesia Terancam Seperti Rusia di Olimpiade Tokyo 2020

8 Oktober 2021   21:04 Diperbarui: 8 Oktober 2021   21:13 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi doping. | via: kompas.com

Bangsa Indonesia saat ini tengah gegap gempita dengan penyelenggaraan PON XX Papua. PON merupakan salah satu event olahraga yang rutin dilaksanakan setiap empat tahun sekali. 

Namun, kabar tidak sedap justru menimpa bangsa Indonesia. Badan Anti-Doping Dunia (WADA) baru saja merilis negara yang tidak patuh dengan standar program antidoping.

Dalam rilisnya, setidaknya ada tiga negara yang dianggap tidak patuhi standar antidoping. Ketiga negara tersebut adalah Korea Utara, Thailand, dan Indonesia. 

WADA menyebut bahwa Indonesia tidak menerapkan tes antidoping yang efektif. Jika hal itu benar, setidaknya Indonesia akan menerima beberapa kerugian. 

Dampak paling nyata adalah Indonesia tidak boleh menjadi penyelenggara event olahraga. Cakupan tersebut meliputi tingkat regional, benua, dan dunia. 

Konsekuensi kedua adalah perwakilan Indonesia yang tidak memenuhi syarat untuk duduk sebagai anggota dewan di komite sampai dipulihkan atau untuk jangka waktu satu tahun atau lebih.

Untuk atlet, meskipun masih bisa bersaing di setiap ajang, mereka tidak diizinkan membawa nama dan mengibarkan bendera negara selain di ajang Olimpiade.

Kasus ini mirip dengan yang dialami Rusia pada Olimpiade Tokyo 2020 lalu. Atlet Rusia memang tampil di ajang itu, tapi mereka memakai bendera olimpiade, lagu kebangsaan pun diganti, begitu juga dengan nama Rusia diganti menjadi ROC. 

Tentu saja ini kerugian besar bagi kita. Padahal, beberapa event olahraga besar akan diselenggarakan di negara kita ini. Contohnya Piala Dunia U-23 dan yang teranyar alah gelaran MotoGP. 

Indonesia juga terancam tidak tampil dalam event olahraga besar lain. Piala AFF, kualifikasi Piala Asia, Sea Games, dan lebih jauh adalah olimpiade adalah event olahraga yang kita persiapkan saat ini. 

Jika kita tidak melakukan sesuatu, maka semua event itu tidak bisa kita ikuti. Bahkan untuk penyelenggaraan MotoGP, padahal sirkuit yang dibangun tersebut begitu mahal. 

Untuk itu, pemerintah dalam hal ini Kemenpora harus mengambil sikap tegas. Khususnya terkait organisasi Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI).

Jangan sampai hanya karena satu lembaga yang tidak beres justru membuat rugi semua cabang olahraga. Selama ini, perihal doping sendiri memang jarang terdengar di Indonesia. 

Oleh karena itu, hal ini menjadi tamparan keras bagi kita. Tentu kita tidak mau melihat atlet kita bermain memakai bendera lain, lagu kebangsaan lain, bahkan tidak memakai nama Indonesia. 

Selain itu, event olahraga internasional yang akan diselenggarakan di Indonesia juga terancam batal. Khususnya untuk Piala Dunia U-23. Kesempatan tim garuda untuk tampil dalam ajang itu bisa hilang. 

Tentunya ini kerugian besar bagi dunia olahraga Indonesia. Pemerintah harus mengambil sikap dan mengevaluasi ini. Jangan sampai nasib kita sama dengan Rusia. 

Semoga saja pemerintah bisa mengatasi ini. Jika tidak, nama Indonesia dalam dunia olahraga akan tercemar. Tentu yang paling dirugikan adalah atlet kita. 

Keteledoran satu lembaga justru membunhu potensi atlet kita untuk bisa berprestasi di ajang internasional. Semoga pemerintah segera menindaklanjuti untuk menyelamatkan dunia olahraga Indonesia di mata dunia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun