Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

E-Sport Pilihan

E-Sport, Cabor Baru di PON XX Papua dan Potensinya di Indonesia

2 Oktober 2021   10:28 Diperbarui: 2 Oktober 2021   10:52 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim Kalimantan Barat berhasil memenagi medali emas untuk game Mobile Legends di PON Papua 2021. Via kompas.com

Indonesia mempunyai event olahraga sendiri yaitu Pekan Olahraga Nasional (PON). Untuk PON ke-20 sendiri bumi cendrawasih Papua mendapatkan kehormatan menjadi tuan rumah. 

Baca juga: Sejarah di Balik Lahirnya PON: Antitesis Olimpiade London 1948

Pada PON kali ini ada hal yang baru dalam cabor yang dipertandingkan. Cobor tersebut yaitu eSport yang untuk pertama kalinya dipertandingkan dalam PON sekaligus mencetak sejarah baru. 

Ada lima games yang dipertandingkan pada PON Papua kali ini yaitu, Mobile Legends, Free Fire, PUBG Mobile, e-Football PES, dan Lokapala. 

Dalam esport PON kali ini diikuti oleh 188 atlet dari 48 tim yang berasal dari 25 provinsi. Untuk bisa lolos ke PON, para atlet ini harus melewati seleksi yang panjang. 

Diberitakan animo untuk esport PON sendiri tinggi. Setidaknya ada 50 ribu atlet yang mencoba berpartisipasi pada PON Papua. Pada akhirnya 188 atlet itulah yang berhak tampil di PON kali ini. 

Untuk eSport sendiri sudah selesai dan memunculkan para juara. Untuk games Mobile Legends, tim Kalimantan Barat berhasil menyabet medali emas setelah mengalahkan tim Jawa Timur. 

Untuk PUBG Mobile, tim DKI Jakarta berhasil meraih medali emas setelah unggul atas Papua Barat di partai final. 

Untuk PES sendiri tim kuat sekaligus unggulan yaitu Jawa Barat berhasil meraih medali emas setelah unggul atas Kalimantan Selatan. 

PON kali ini memang berbeda, mencetak sejarah baru dengan menggelar eSport. Tentu saja ini menjadi barometer bagi perkembangan eSport di Indonesia dan bisa melangkah jauh di Internasional. 

Sejarah esport

Bagi yang hobi bermain game, tentu tidak asing dengan eSport. Saya yakin, dari game di atas pasti pernah dimainkan oleh pembaca. Termasuk saya, hanya saja saya hanya sekedar main. 

Tetapi, pernahkah kita berpikir darimana esport itu lahir? Dan sejak kapan menjadi olahraga? 

Sejarah esport diketahui muncul tahun 1972 di Inggris. Mahasiswa Stanford mengadakan lomba game spacewar. Untuk haidahnya sendiri adalah gratis 1 tahun langganan majalah Rolling Stone. 

Pada tahun 1980-an, kompetisi spacewar kembali diadakan oleh Atari. Untuk kali ini jauh lebih besar, tercatat ada sekitar 10 ribu peserta, jumlah yang besar untuk masa itu. 

Pada tahun 1990-an, industri eSport mulai berkembang setelah munculnya industri PC. Selain itu, perkembangan eSport mulai berkembang setelah internet muncul. 

Memasuki awal 2000-an, mulai muncul World Cyber Games dan Electronic Sports World Cup yang membawa perusahaan lebih besar lagi ke dalam eSport.

Dari situlah eSport mulai berkembang sampai saat ini. Pada awal tahun 2000-an, muncul fenomena warnet alias warung internet. Saya merasa beruntung bisa menikmati masa itu. 

Apalagi ketika berselancar di dunia maya sambil mendengarkan lagu Dear God dari Avenged Sevenfold. Itu adalah hal keren pada masanya. 

Di warnet pula banyak yang bermain game online. Mulai dari point blank hingga DOTA. Bahkan, DOTA sendiri sering dipertandingkan di tingkat dunia. 

Perkembangan internet membawa peran yang besar bagi eSport itu sendiri sampai saat ini. Muncul juga perdebatan terkait eSport olahraga atau bukan. 

Olahraga yang kita kenal selama ini adalah yang berkenaan dengan fisik. Memang pada dasrnya olahraga untuk membuat badan kita sehat. 

Ada yang menyebut bahwa eSport bukanlah olahraga. Tetapi hanya alat bisnis dan bermain games saja. ESport dan gaming mempunyai jurang pemisah yang jauh. 

ESport sendiri adalah sebuah profesi, dan gaming hanya untuk bersenang-senang. Sama halnya seperti atlet sepakbola dan penyuka sepakbola, terdapat perbedaan mendalam disitu. 

Tidak dipungkiri lagi, olahraga lain juga merupakan alat bisnis. Bahkan, olahraga adalah alat pemasaran yang jitu. Contoh dalam sepakbola, beberapa sponsor kerap memberi biaya besar hanya agar brand tersebut menempel di jersey. 

Ketua Indonesia eSports Association (IeSPA), Eddy Lim, menganalogikan eSports saat ini dengan bela diri di masa lampau, ketika citra bela diri identik dengan perkelahian dan adu jotos saja.

Lantas, setelah karate dan taekwondo diakui sebagai olahraga, orang-orang bisa melihat sisi positif bela diri. Di situlah aturan terkait olahraga itu dibuat. Begitu juga dengan esport. 

Esport bukan hanya sekedar bermain game saja. Tetapi, sudah bisa memenuhi unsur olahraga tadi. Bahkan, mungkin inilah yang disebut dengan olahraga modern. 

Kementerian Komunikasi dan Informatika ( Kominfo ) menjelaskan, eSport termasuk olahraga karena memiliki 3 unsur dasar, yakni unsur kompetitif, unsur sportifitas, dan unsur prestasi.

Setelah ditetapkan sebagai olahraga, eSport mulai dicoba pada Asian Games 2018 dan Sea Games 2019. Sampai akhirnya hadir di PON XX Papua. 

Esport di Indonesia

Di Indonesia sendiri antusiasme eSport begitu tinggi. Bagi penggemar game MLBB tentu tidak akan lupa dengan Piala Presiden yang digelar beberapa tahun lalu. 

Antusiasme kawula muda begitu tinggi. Bahkan, pertandingan tersebut disaksikan oleh banyak penonton. Sama seperti olahraga fisik lain. Tentu saja ini menjadi potensi yang harus kita kembangkan. 

Di sisi lain, sama seperti olahraga lainnya eSport juga bisa mendatangkan keuntungan di bidang ekonomi kreatif. Beberapa atlet eSport kita juga berprestasi di luar sana. 

Pemerintah melalui Menpora melihat hal ini. Pada 2020 lalu dibentuk Pengurus Besar Esport Indonesia yang berada di bawah naungan KONI. Dengan kata lain, pemerintah sudah memberi lampu hijau pada esport. 

Sama seperti olahraga lain, eSport juga menjadi cabor yang bisa membuat nama Indonesia mendunia. Hanya saja citra esport hanya bermain games saja masih belum hilang. 

Di tempat saya bahkan ada klub eSport lokal. Klub tersebut baru saya ketahui setelah saya main ke tempat si perintis. Sama seperti atlet pada umumnya, atlet esport rutin latihan. 

Bahkan mereka mempunyai strategi untuk melawa musuh mereka. Sama seperti olahraga lain, strategi, kerja sama, sportifitas menjadi kunci untuk meraih kemenangan. 

Langkah pemerintah yang membentuk badan yang menaungi eSport patut diapresiasi. Harapannya, eSport di Indonesia terus berkembang dan berbicara banyak di pentas dunia. 

Antusiasme kawula muda juga tinggi. Cobalah tanya anak zaman sekarang cita-citanya apa. Selain menjadi YouTuber, menjadi pro palyer juga begitu diminati. 

Bahkan, klub sepakbola tanah air kita kini sudah mempunyai tim eSport seperti Persib Bandung, Bali United, dan Dewa United FC. 

Melihat potensi yang besar, animo yang tinggi dan tentunya dari sisi ekonomi, pemerintah harus mengembangkan esport lebih jauh lagi agar bisa memberi prestasi bagi bangas Indonesia. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten E-Sport Selengkapnya
Lihat E-Sport Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun