Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Manuver Gatot Nurmantyo, Kembali Mainkan Isu Kebangkitan PKI

30 September 2021   19:36 Diperbarui: 30 September 2021   19:42 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oke, kembali lagi pada bapak Gatot. Mengapa Gatot selalu mengangkat isu ini tiap September? Mungkinkah ada kepentingan pribadi bahkan kepentingan politik di dalamnya? 

Bisa iya bisa tidak. Jika ini dimainkan untuk kepentingan politik, saya kira itu mainan usang. Saya sendiri sebagai orang awam bosan mendengar isu ini. 

Hal itu tidak cukup untuk menaikkan kepopuleran Gatot. Atensi masyarakat juga rasanya kurang dengan isu ini. Ketika September lewat, atau tanggal 1 Okober lah isu ini perlahan hilang lagi. 

Jadi, ya mau tidak mau cara itu kurang kreatif apabila untuk kepentingan politik. Mungkin Pak Gatot harus mencari isu lain, pandemi covid-19 misalnya. 

Di sisi lain, jika hal ini tidak ada kaitannya dengan politik, maka Gatot memposisikan diri sebagai tokoh antikomunisme. Saya kira, semua tokoh atau warga negara juga harus demikian. 

Mungkin juga apa yang dilakukan oleh Gatot ada benarnya meskipun sulit untuk membuktikannya. Sehingga betul apa yang dikatakan oleh Panglima TNI, ini adalah nasihat. 

Publik jadi bertanya, mengapa isu kebangkitan ini terus bergulir. Jadilah banyak yang mengaitkan bahwa di balik itu ada kepentingan politiknya.

Meskipun bagi saya isu itu sudah tidak sedap lagi. Mungkin ideologi-ideologi kiri enak dibahas untuk diskusi dalam ranah akademik. Bukan untuk dibawa ke ranah politik. 

Jadi, jika yang dilakukan oleh Gatot untuk kepentingan politik, sebaiknya jangan mengangkat isu ini. Tentu saja kurang efektif. Masih ada ekonomi, hukum, dan aspek lain yang dinilai bisa lebih menjual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun