Rezim ini dikatakan tengah menghadapi krisis multidimensi karena kondisi perang. Tetapi rezim tersebut tidak mau mengakuinya. Cara terbaik adalah dengan mengorbankan satu kambing hitam.
Kambing hitam tersebut ialah Mata Hari. Kedekatannya dengan para elit Eropa membuat Prancis dengan mudah menuduh Mata Hari sebagai biang keladi dari krisis Prancis.
Mata Hari akhirnya menghadapi ajalnya pada tanggal 15 Oktober 1917. Pada hari itu, Mata Hari ditemani oleh dua orang biarawati dan seorang pengacara.
Menurut beberapa refernsi, penampilan Mata Hari itu tidak mencerminkan sebagai terpidana mati. Ia mengenakan jubah panjang, topi lebar, dan mengenakan sarung tangan yang masih baru.
Ditambah lagi, Mata Hari tidak memakai penutup mata. Ada yang menyatakan bahwa itu adalah keinginan Mata Hari sendiri. Mata Hari seolah-olah tidak takut akan kematian.Â
Bahkan ia disebutkan sempat memberikan ciuman jarak jauh pada yang hadir di sana. Akhirnya satu peluru menembus dada penari erotis tersebut.
Mata Hari roboh, seorang petugas kemudian menghampiri Mata Hari dan menembak di bagian kepalanya untuk memastikan bahwa Mata Hari telah mati.
Kematiannya masih menjadi misteri.
Apakah benar bahwa Mata Hari sebagai double agent, atau hanya kambing hitam dari kegagalan sebuah rezim? Tentunya kematiannya menjadi misteri yang masih belum bisa terjawab sampai saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H