Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Cabor Angkat Besi Terancam Dihapus di Olimpiade Paris 2024

12 Agustus 2021   12:32 Diperbarui: 12 Agustus 2021   14:28 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hingar bingar Olimpiade Tokyo 2020 sudah berakhir. Upacara penutupan sendiri digelar pada tanggal 8 Agustus 2021. Seluruh atlet dari penjuru dunia pulang ke negaranya masing-masing.

Amerika Serikat keluar sebagai juara umum Olimpiade Tokyo 2020. Negara Paman Sam tersebut berhasil menjadi juara umum dengan perolehan 39 emas, 41 perak, dan 33 perunggu.

Total medali yang diraih Amerika Serikat adalah 133 medali. Sementara itu, posisi kedua ditempati oleh Tiongkok. Tiongkok berhasil mengumpulkan 38 medali emas, 32 perak, dan 18 perunggu. Total raihan medali Tiongkok sendiri 88 medali.

Sementara itu, Indonesia menempati posisi ke-55 dengan koleksi lima medali dengan rincian 1 medali emas, 1 perak, dan 3 perunggu. Untuk ASEAN sendiri, Indonesia menjadi yang terbaik kedua.

Filipina menjadi yang terbaik di ASEAN dengan meraih 1 emas, 2 perak, dan 1 perunggu. Indonesia masih berada di atas Thailand, Malaysia dan negara ASEAN lainnya.

Target pemerintah sendiri dalam Olimpiade kali ini tidak tercapai. Harapan pemerintah, Indonesia bisa masuk 40 besar. Ada beberapa faktor mengapa ini bisa terjadi. Faktor pertama adalah partisipasi atlet kita yang masih minim.

Indonesia hanya mampu mengirimkan 28 atlet pada Olimpiade Tokyo kemarin. Tentu kita tahu, bahwa kebanyakan didominasi oleh atlet badminton yang memang menjadi pendulang medali.

Selain itu, unggulan ganda putera kita dalam cabor badminton justru harus gigit jari. Kevin/Marcus harus tersingkir di perempat final oleh pasangan Malaysia.

Begitu juga dengan Ahsan/Hendra yang harus rela kalah dari pasangan Malaysia dalam perebutan medali perunggu. Cabor lain lain yang menjadi andalan Indonesia mendulang medali adalah angkat besai.

Angkat besi konsisten memberikan medali di Olimpiade. Pada Olimpiade kemarin saja, medali pertama diraih dalam cabor ini melalui Windy Cantika Aisah.

Angkat besi mampu menyumbangkan 3 medali. Jadi, dua cabor inilah yang bisa diandalkan Indonesia dalam mendulang medali di Olimpiade. Cabor lain harus berbenah dan mampu meningkatkan daya saing di level internasional.

Untuk Olimpiade 2024 sendiri akan diselenggarakan di Paris. Warga Paris begitu suka cita menerima kehormatan menjadi tuan rumah olimpiade. Namun, ada kabar tidak sedap pada olmipiade 2024 nanti.

Komite Internasional Olimpiade (IOC) dilaporkan akan menghapus beberapa cabang olahraga (cabor) di ajang Olimpiade paris 2024 mendatang. Angkat besi dan tinju menjadi dua cabor yang terancam dihapus. (kumparan) 

Padahal, kedua cabor tersebut sudah dikurangi kuotanya untuk Olimpiade Paris 2024 nanti. Angkat besi menjadi yang paling riskan untuk dihapus. 

Ada perubahan Piagam Olimpiade yang memungkinkan dihapusnya beberapa cabor tertentu. Itu bisa saja terjadi jika asosiasi cabor tertentu tidak mematuhi keputusan yang dibuat oleh Dewan Eksekutif IOC.

Selain itu, jika ada salah satu cabor yang bertindak merugikan atau menodai reputasi gerakan Olimpiade terancam dihapus.

Dewan Eksekutif IOC diberi kewenangan untuk menangguhkan cabor yang mengalami dua masalah di atas.

Cabor angkat besi menjadi yang paling beresiko dihapus karena kasus doping yang berkepanjangan, ditambah lagi masalah internal federasi yang tidak sehat termasuk korupsi.

Jika itu benar terjadi, tentu saja sebuah kerugian besar bagi Indonesia. Cabor angkat besi menjadi andalan Indonesia dalam meraih medali di Olimpiade. 

Dari cabang olahraga angkat besi, Indonesia sejauh ini sudah mengantongi total 15 medali, yang terdiri dari 7 medali perak dan 8 medali perunggu. Teranyar tentu perolehan medali Olimpiade Tokyo kemarin. 

Di sisi lain, kita juga harus meningkatkan kualitas cabor lain. Kita tidak bisa hanya mengandalkan dua cabor tersebut untuk mendongkrak prestasi Indonesia di Olimpiade. 

Negara lain mampu berbicara banyak di olimpiade karena tidak hanya mengandalkan satu atau dua cabor saja. Tetapi, disetiap cabor berpotensi menyumbang medali. 

Oleh karena itu, dibutuhkan roadmap yang matang agar kita bisa sampai ke sana. Harapannya, di olimpiade nanti partisipasi para atlet kita bisa bertambah banyak. 

Selain itu, cabor-cabor lain juga bisa berbicara banyak. Sangat rugi bukan jika cabor angkat besi hilang di olimpiade, praktis kita hanya bisa mengandalkan badminton. 

Pembinaan usia dini dan federasi yang sehat menjadi salah satu kunci untuk mencapai itu. Tengoklah sepak bola, yah tahu sendiri lah sepak bola kita seperti apa, jadi saya gak perlu bahas lagi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun