Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Mengubah Kesibukan Menjadi Produktivitas

10 Agustus 2021   06:29 Diperbarui: 10 Agustus 2021   20:52 842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ada perbedaan mendasar antara sibuk dengan produkti | Sumber: lavalenfamille.ca 

Hal ini jelas berbeda dengan produktif. Orang produktif akan memilih dan memilah mana pekerjaan yang harus diselesaikan lebih dulu. 

Orang produktif akan menyelesaikan pekerjaan lebih sedikit, tetapi pekerjaan tersebut begitu penting. Sehingga, orang produktif tidak akan terlalu mengeluarkan banyak tenaga dan juga masih memiliki waktu istirahat. 

Berbeda dengan orang sibuk, orang sibuk tidak mempunyai waktu istirahat sama sekali karena tidak bisa memilih pekerjaan yang harus diutamakan. 

Orang sibuk cenderung akan menerima semua pekerjaan alias meng iya-iyakan. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, orang produktif akan mendahulukan pekerjaan prioritas.

Jadi, jika pekerjaan yang diberi tidak sesuai dengan pekerjaan prioritas atau tidak penting, orang produktif jelas akan menolaknya. Berbeda dengan sibuk, karena tidak mempunyai prioritas pekerjaan maka akan diambil. 

Meskipun terkadang pekerjaan tersebut justru di luar kemampuan. Di sinilah butuh ketegasan antara iya dan tidak. 

Jika kita sudah mempunyai hal penting yang akan dikerjakan, tentunya hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan prioritas kita akan ditolak. 

Jadi singkatnya sibuk berbicara tentang bekerja keras untuk menyelesaikan beban pekerjaan. Sementara itu, produktif berbicara tentang kerja cerdas.

Lalu bagaiman caranya agar kita bisa produktif dan bekerja secara cerdas dalam menyelesaikan pekerjaan? 

Nah, berikut ini ada beberapa cara yang mungkin bisa dicoba. 

1. Menentukan prioritas kerja

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun