Katanya orang yang memanggil mereka adalah berandalah cukup terkenal bernama Chifuyu Matsuno. Saat itu uisa Chifuyu baru 12 tahun dan sudah menasbihkan diri sebagai penguasa di sekolahnya.
Sebagai seorang penguasa sekolah, tentu ada pengikutnya. Bagi para pengikutnya, Chifuyu adalah orang yang keren, bahkan kakak kelasnya saja tidak berkutik.
Hal itu bisa saja membuat Chifuyu menjadi penguasa Tokyo. Chifuyu tidak memedulikan perkataan pengikutnya tersebut. Bagi Chifuyu, senior-seniornya adalah orang yang lemah, itu sebabnya tidak ada yang memedulikan seniornya.
Pada suatu hari, Chifuyu mendengar sebuah kabar. Ada seorang siswa kelas 3 SMP yang tidak diluluskan dan harus mengulang satu tahun lagi. Menurut temannya, anak SMP tersebut pastilah anak nakal yang kuat karena sudah jelas sekolahnya saja tidak beres.
Seperti anak remaja pada umumnya, Chifuyu mulai terpancing dengan itu. Chifuyu ingin menghajar siswa kelas 3 tersebut sebelum dia bertingkah bahwa dia merupakan penguasa SMP ini.
Di sisi lain, teman-teman Chifuyu terus mempropokasi. “Kau harus menjadi yang terbaik di Tokyo.” Begitu ucap temannya.
Pada hari itu, Chifuyu datang ke ruangan siswa kelas 3 SMP tersebut.
Sambil membuka pintu dengan keras Chifuyu berkata, “yang mana namanya Keisuke Baji?” Chifuyu terkejut, Baji tidak berpenampilan anak nakal maupun berandalan.
Penampilan Baji begitu rapi. Jas yang dipakai juga rapi, dikancing. Selain itu, rambut Baji yang panjang diikat begitu rapi ditambah lagi dengan kacamata kotaknya. Tidak mencerminkan sama sekali bahwa Baji adalah anak berandalan.
Ditambah lagi, ketika Chifuyu melihat Baji, Baji sedang membaca buku. Tentu saja menjadi pertanyaan Chifuyu, mengapa orang yang dari segi penampilan mencerminkan anak baik tetapi tidak diluluskan.