Meskipun berhasil unggul 11-8 pada interval pertama, secara mengejutkan Kevin berhasil unggul dengan skor 16-14. Skor saling mengejar sampai 18-18. Meskipun pada akhirnya Kevin harus menyerah di set pertama.Â
Di set kedua, Axelsen tidak menurunkan tempo permainan. Di sinilah pengalaman bermain di event besar terlihat, Victor yang sudah malang melintang di dunia bulutangkis begitu dominan.Â
Set kedua pun dimenangi oleh Victor Axelsen. Meskipun kalah, Kevin Cordon bisa memberikan kejutan dan merepotkan Victor Axelsen. Victor mungkin terkejut, pebulutangkis asal negara Guatemala tersebut memberikan perlawanan yang serius.Â
Meskipun harus terhenti di semifinal, tentunya dongeng Kevin Cordon tidak akan dilupakan. Ini adalah momen terbaik Cordon yang akan selalu diingat selama kariernya sebagai pebulutangkis.Â
Setidaknya dunia jadi tahu, bahwa di negara Amerika Latin sana yang bukan negara penghasil pebulutangkis hebat, ada seorang Kevin Cordon yang sukses menjadi kuda hitam pada Olimpiade kali ini.Â
Kevin Cordon memang tidak memasang target di Olimpiade Tokyo kali ini. Dirinya hanya ingin menikmati permainan saja, akan tetapi secara mengejutkan Kevin berhasil menembus semifinal.
Kevin mengungkapkan awalnya ketika dirinya kecil tertarik pada sepakbola. Hal itu karena sang ayah memang mencintai olaharaga tersebut. Alasan Kevin tertarik pada bulutangkis sendiri karena terinspirasi Olimpiade.Â
Peran pelatih asal IndonesiaÂ
Di balik suksesnya Kevin Cordon melaju ke semifinal, ternyata ada sosok pelatih asal Indonesia. Hal ini diungkapkan Bambang Roedyanto, Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri PP PBSI Bambang Roedyanto.Â
"Kevin Cordon menjadi pemain pertama dari PanAm Continental ke Quarterfinal. dia dilatih pelatih dari Indonesia. Kalau tidak salah namanya Khadafi," tulis bambang dalam akun twitternya.