Yusra yang memang mempunyai bakat berenang bersama dengan saudaranya memutuskan untuk turun ke laut. Yusra bahkan berenang selama tiga jam untuk sampai ke Yunani.
Pengorbanan tersebut tidak hanya menyelamatkan dirinya, tetapi 20 nyawa lain yang masih berada di sekoci tersebut. Renang telah menyelamatkan hidupnya, begitu kiranya. Setibanya di Yunani, tujuan sebenarnya Yusra adalah Jerman.
Yusra bersama saudarinya kemudian berjalan kaki untuk sampai ke Jerman. Meskipun illegal, tetapi hanya ini yang bisa Yusra lakukan. Setibanya di Jerman, Yusra tinggal di Hamburg.
Di Hamburg Yusra kembali mengasah kemampuannya di klub renang Waaserfreunde Spandu yang diisi oleh atlet renang prosional Jerman. Yusra bisa berlatih dengan aman tanpa ancaman granat yang menimpa di atap kolam renangnya.
Yusra akhirnya bisa turun di Olimpiade Tokyo 2020 setalah melewati babak kualifikasi. Meskipun menjadi tim pengungsi, tetapi itulah cita-citanya sebagai atlet yaitu bermain di olimpiade.
Olimpiade Tokyo bisa jadi merupakan ajang terkahir baginya, karena Yusra bercita-cita untuk menjadi warga negara Jerman. Namun, perjalanan Yusra harus terhenti di Olimpiade Tokyo 2020.
Yusra harus tersingkir setelah menempati posisi ketujuh di fase kualifikasi 100 m gaya bebas. Jika Yusra ingin tampil di Olimpiade selanjutnya sebagai orang Jerman, Yusra harus bisa menembus rekor pribadinya.
Di Jerman rata-rata untuk 400 meter di bawah empat menit. Dengan begitu, Yusra tidak akan bisa tampil mewakili Jerman, Suriah, atau tim pengungsi. Yusra beserta saudarinya juga tercatat pernah menjadi duta termuda di badan Pengungsi PBB (UNCHR) sejak 2017 lalu. Â
Tentunya, tidak ada seorang pun yang ingin meninggalkan tanah kelahiran dan memilih menjadi warga negara lain. Setiap orang yang mempunyai rasa nasionalisme pasti ingin membawa nama tanah air ke pentas dunia.
Namun, dari kisah di atas, tidak semua orang mempuyai kesempatan yang sama.
Hak-hak tersebut justru direnggut oleh perang yang tidak berkesudahan. Perang hanya menyajikan kesengsaraan, tidak ada yang diuntungkan dalam perang.
Tidak heran jika Yusra meninggalkan negaranya karena ingin hidup aman, dilindungi, sebuah prinsip dasar hidup manusia. Meskipun timur tengah terus bergejolak, dan entah kapan akan berakhir. Semoga saja kata perdamaian tercapai di sana.Â