Draken kemudian bangkit kembali, dan meludah ke tanah dengan senyuman mengejek kepada Terano. Ketika Draken bangkit, Terano kemudian memukul Draken kembali.
Draken berusaha menahan pukulan tersebut, akan tetapi pukulan Terano jauh lebih kuat dan Draken kembali terhempas cukup jauh. Draken tersungkur dan hidungnya mengeluarkan darah.
Terano kemudian mendekati Draken dan berkata, untuk menciptakan era bagi para berandalan, dia berbagi cita-cita yang sama. Alasan Terano sendiri datang ke Tokyo adalah hanya untuk mengalahkan Touman.Â
Terano masih tidak bisa memaafkan pilihan Draken yang ingin berhenti dari dunia berandalan. Lantas, Terano memberikan dua pilihan kepada Draken, bekerja untuknya atau mati sekarang juga.Â
Mungkin inilah yang disebut sebagai hukum rimba. Hukum alam memang kejam, bagi yang kuat tentu akan menjadi pemenang. Sedangkan bagi mereka yang lemah pasti akan selalu tertindas.Â
Draken harus memutuskan kedua pilihan tersebut secepatnya. Takemichi yang memasang muka planga-plongo justru berhasil mengundang rasa kemarahan Terano.Â
Tentu saja hal itu membuat Takemichi ketakutan. Takemichi hanyalah seseorang yang sedang melakukan perjalanan waktu dan kini justru harus dihadapkan dengan masalah besar.Â
Ketika Terano hendak menghajar Takemichi menjadi samsak, tiba-tiba ada seseorang yang terlempar ke arahnya. Ternyat, keributan tersebut mengundang seseorang. Orang tersebut tengah menghisap sebatang rokok, di wajahnya terdapat bekas goresan luka. Penampilan tersebut begitu menasbihkan sebagai berandalan.Â
Kehadiran orang tersebut cukup membuat Terano terkejut. Kehadirannya hanya mengganggu kesenangan Terano South. Orang tersebut tiada lain adalah Akashi Taemoni wakil ketua geng Brahma.Â
Insiden itu justru berhasil menarik perhatian geng Brahma. Itulah penutup dari chapter ke-211. Menarik untuk dilihat, apakah di chapter selanjutnya akan terjadi perselisihan antara Brahma melawan Rokuhara.Â
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, keadaan Tokyo menjadi seimbang karena tiga geng yang dipimpin oleh tiga orang terkuat, era ini disebut era tiga dewa.Â