Sebelumnya, Tuchel saat menjadi arsitek PSG juga berhasil menembus partai final. Kali ini, di Chelsea, Tuchel berhasil mengulang pencapaian tersebut. Bahkan di level domestik, Tuchel kembali berhasil membawa Chelsea ke final Piala FA.Â
Tuchel dan Bayang-bayang kekalahan partai final
Namun sayangnya, pencapaian Tuchel yang meraih tiga partai final dalam waktu singkat tersebut tidak diiringi dengan gelar juara. Dua partai final yang sudah dilakoni hanya berujung menjadi runner up.Â
Bersama PSG, ketika di partai final Liga Champions, Tuhcel harus puas menjadi runner up setelah kalah dari wakil Jerman Bayern Muenchen. Chelsea pada musim ini setidaknya berpeluang meraih gelar juara.Â
Hal tersebut dipastikan setelah Chelsea berhasil lolos ke partai final Piala FA. Namun lagi-lagi kesempatan itu terbuang, di partai final Chelsea justru kalah saat melawan Leicester City. Di partai final keduanya, Tuchel lagi-lagi harus puas menjadi runner up.Â
Bayang-banyang kekalahan partai final tentunya menjadi momok menakutkan bagi Tuhcel. Dua kekalahan final tersebut seharusnya menjadi evaluasi dalam partai final nanti.Â
Tuchel setidaknya harus melewati dua partai final yang buruk tersebut. Tentunya Chelsea dan Tuchel tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk meraih gelar si kuping besar. Akan tetapi, Tuchel harus bisa lepas dari dua partai final sebelumnya.Â
Jangan sampai raihan yang apik yaitu mencapai tiga partai final di dua klub berbeda justru berakhir menjadi runner up. Bukan tidak mungkin, julukan spesialis runner up bisa disematkan pada Tuchel.
Pep Guardiola dalam partai final
Berbeda dengan Thomas Tuchel, Guardiola mempunyai rekor cukup apik dalam partai final. Yang teranyar tentunya saat berhasil membawa City menjuarai Carabao Cup. Hebatnya gelar tersebut diraih empat kali beruntun.Â