Itulah yang sebenarnya terjadi. Saya menganggap orang-orang tersebut hidup lebih bahagia dibandingkan diri saya sendiri. Sampai akhirnya saya sadar pada satu kesimpulan.
Justru yang membuat saya tidak bahagia adalah media sosial itu sendiri. Media sosial hanya menampilkan bias kesenangan semata.
Sampai akhirnya, saya membatasi diri untuk bermain media sosial. Sehari hanya membuka media sosial sekitar 5 menit. Tetapi itu tidak cukup, akhirnya saya uninstall aplikasi media sosial yang ada di handphone saya.Â
Membandingkan diri kita dengan orang lain hanya mendatangkan rasa tidak bahagia. Karena pasti ada yang lebih jauh lagi dari itu.Â
Cara membandingkan terbaik adalah dengan diri kita sendiri.
Sejauh mana diri kita, apakah lebih baik dari yang sebelumnya atau tidak? Apakah diri kita yang sekarang jauh lebih baik dari diri kita yang kemarin? Lantas jika tidak, apa yang harus diperbaiki?Â
Membandingkan dengan diri sendiri akan membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik. Membandingkan dengan diri sendiri juga tidak akan merusak kesehatan mental ya karena untuk kebaikan diri sendiri.Â
Akan tetapi, yang perlu kita renungi lagi bahwa media sosial adalah panggung kehidupan. Bisa saja mereka yang hobi pamer kekayaan nyatanya hanya ingin mendapat pengakuan dari orang lain.Â
Toh meskipun memang harta mereka banyak, tetapi mereka tidak bahagia lantaran tidak ada yang mengakui. Lebih dari itu, bisa saja semua yang ditampilkan di media sosial adalah gimik.Â
Apa yang dipamerkan sebenarnya tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Karena haus pengakuan dari orang lain, orang rela membodohi diri sendiri.Â
Pada akhirnya tidak bahagia juga toh. Jadi hidup tanpa media sosial justru membuat kita lebih bahagia, kita tidak akan merasakan hal-hal di atas tadi.Â