Beberapa hari lagi kita akan memasuki bulan suci ramadhan, bulan yang dinantikan oleh seluruh umat islam di seluruh belahan dunia. Bulan yang penuh dengan berkah bagi mereka yang mengisi harinya dengan ibadah. Â
Setiap muslim diwajibkan untuk berpuasa, hal tersebut sudah termaktub dalam Al-Qur'an tepatnya Surat Al-baqarah ayat 183. Kemeriahan menyambut bulan suci ramadhan biasanya dirayakan dengan bermacam-macam tradisi.Â
Setiap daerah mempunyai tradisi masing-masing dalam menyambut bulan suci ramadhan. Saya sebagai Urang Sunda Asli (U.S.A) memiliki tradisi tersendiri dalam menyambut bulan suci ramadhan.Â
Sebelum memasuki bulan suci ramadhan, bulan terakhir di bulan ruwah (sya'ban) biasanya sering melakukan munggahan.Â
Munggah sendiri berasal dari kata dasar dalam basa Sunda "unggah" yang berarti naik. Dalam rukun islam juga dikenal dengan istilah naik haji, jika dalam basa Sunda sering disebut munggah haji.Â
Unggah atau naik sendiri dimaknai kita hampir sampai (naik) pada bulan suci ramadhan. Rasa syukur yang tiada hentinya bisa dipertemukan kembali dengan bulan suci ramadhan.Â
Munggahan sejatinya merupakan ungkapan rasa syukur karena akan dipertemukan dengan bula suci ramadhan.
Sejatinya kita tidak tahu kapan akan berpulang, mungkin saja ramadhan ini merupakan ramadhan terakhir. Munggahan merupakan salah satu tradisi untuk mensyukuri nikmat dipertemukan kembali dengan bulan suci ramadhan.
Lalu apa saja kegiatan munggahan tersebut? Munggahan biasanya diisi dengan acara makan bersama, entah itu ruang lingkup keluarga, teman, tetangga atau lebih luas lagi.Â
Selain makan bersama, diisi juga dengan saling dibukanya pintu maaf bagi sesama kerabat. Karena dalam memasuki bulan suci, kita harus dalam keadaan bersih. Bersih tidak hanya dalam arti lahiriah tetapi mencakup juga batiniah.Â