Mungkinkah menghadiri acara tersebut masuk ke dalam jadwal yang disusun istana? Ah saya tidak tahu. Yang jelas twiiter resmi Sekretariat Negara memposting ini. Bahkan akun youtube Sekretariat Presiden mengunggah video ini dan menjadi trending di Youtube.Â
Sontak saja mendapatkan beragam komentar baik itu dari kaum akar rumput, kalangan selebriti, bahkan politikus. Mereka semua mempertanyakan alasan dan urgensinya terkait kehadiran ke acara resepsi tersebut.Â
Atau mungkin Mas Atta berpikiran begini, selama ini masyarakat terkotak-kotak akibat pilpres, dengan menghadirkan kedua tokoh tersebut dalam satu meja, maka tidak akan ada lagi kotak-kotak semacam itu.Â
Harusnya ini telah usai, bahkan setelah pilpres, lebih dari itu ketika Pak Prabowo masuk ke pemerintahan, harusnya sudah usai.Â
Tetapi di sini saya akan mencoba mencari alasan rasional mengapa para tokoh tersebut hadir. Saya akan berasumsi kedua tokoh tersebut hadir atas nama pribadi.
Lalu bagaiman dengan kondisi covid-19 saat ini? Bukan kah pemerintah mengampanyekan akan itu? Memang acara tersebut memperhatikan prokes, lalu bagaimana dengan perkawinan rakyat biasa.Â
Di daerah saya sendiri bahkan sampai dibubarkan oleh satgas covid-19 karena warga melakukan kondangan ke acara perkawinan.Â
Jika warga biasa didatangi satgas covid, berbeda dengan ini, yang datang orang nomor satu diliput media dan masuk televisi. Yang jelas saya bukan nyinyir di sini, mencoba rasional saja.Â
Kehadiran orang nomor satu di negara ini seakan-akan tidak memberikan contoh tentang kampanye prokes yang digaungkan. Publik tentunya masih ingat dengan kunjungan Jokowi yang menimbulkan keruman beberapa waktu lalu.Â
Dari dua kejadian itu, coba kita nilai apakah sudah sejalan dengan kampanye prokes atau tidak. Tetapi saya menemukan satu alasan rasional mengapa kedua tokoh itu datang ke acara tersebut, yaitu alasan politis.
Atta dan Aurel merupak simbol dari generasi milenial, kehadiran Jokowi tidak lain untuk menarik simpati kaum milenial. Kehadiran tersebut seakan-akan mencerminkan bahwa pemerintah dekat dengan milenial, kekinian.Â