Beberapa pekan lagi umat islam akan bertemu dengan bulan suci Ramadhan, bulan tersebut sangat dinanti-natikan oleh umat islam guna mendulang pahala sebanyak mungkin. Keriuhan akan datangnya bulan suci Ramadhan sudah terasa saat ini.Â
Menjelang bulan suci Ramadhan tiba, biasanya lebih dahulu bahan pokok mengalami kenaikan, saya juga tidak tahu mengapa setiap bulan Ramadhan tiba bahan pokok malah naik, mohon maklum saya bukan ahli ekonomi.Â
Setahun yang lalu, bulan puasa berbeda suasananya karena kondisi pandemi. Sekarang kita akan menuju bulan yang yang suci itu dengan kondisi yang sama, yaitu masih pandemi.Â
Beberapa kebijakan dibuat oleh pemerintah, salah satunya terkait kebijakan mudik, jika sebelum pandemi pemerintah selalu menyediakan mudik gratis, kini sebaliknya, pemerintah justru melarang kegiatan mudik tersebut.Â
Alasannya jelas untuk menekan laju penyebaran virus covid-19 yang menjemukan ini. Â Selain mudik, pemerintah juga menyunat waktu cuti, libur panjang hari-hari besar kini waktunya disunat oleh pemerintah dengan alasan covid-19.
Lebaran dan mudik memang sudah menjadi budaya. Lebaran tanpa mudik seperti opor ayam tanpa kupat, seperti sayur tanpa garam. Kurang lengkap rasanya.Â
Mudik menjadi ajang melepas kangen dengan keluarga, mahasiswa yang merantau dari kampung halaman tentunya akan menantikan momen ini, bosan rasanya jika harus makan sahur dengan mie instan, mudik sebelum lebaran menjadi ajang perbaikan gizi.Â
Pun begitu dengan para pekerja yang jauh dari kampung halaman, mudik menjadi ajang untuk berbagi "berkah" dengan saudara sekandung. Â
Pemerintah sebelumnya melalui Kemenhub tidak akan melarang kegiatan mudik, meskipun dalam kondisi covid-19.
"Terkait dengan mudik 2021 pada prinsipnya pemerintah lewat Kemenhub tidak akan melarang. Kami akan koordinasi dengan Gugus Tugas bahwa mekanisme mudik akan diatur bersama dengan pengetatan, dan lakukan tracing pada mereka yang hendak berpergian," ujar Budi Karya dalam rapat kerja dengan komisi V DPR RI, Selasa (16/3/2021). Dikutip dari detik.com