Sebelum ditinggalkan, Kota Bandung dibumi hanguskan oleh para pejuang saat itu, tujuannya jelas agar wilayah tersebut tidak dijadikan markas oleh tentara sekutu. Adalah Muhammad Toha yang mengambil tindakan tersebut, Muhammad Toha bersama dengan temannya meledekkan gudang amunisi milik sekutu.
Mungkin inilah yang disebut dengan jihad sesungguhnya, dengan berbekal dinamit yang ada di gudang tersebut, Toha dan temannya meledakkan diri dan menghancurkan gudang amunisi sekutu, Toha beserta temannya gugur dalam aksi yang heroik tersebut. Toha gugur dengan jalan yang kesatira.
Seketika Bandung menjadi merah, merah oleh api, api merupakan lambang dari satu tekad, tekad mempertahankan kemerdekaan ibu pertiwi, apa yang dilakukan oleh Muhammad Toha harus dijadikan sebagai refleksi diri, di usia semuda Toha, sumbangsih apa yang telah kita berikan kepada bangsa Indonesia?
Jika kita tidak bisa melakukan aksi heroik seperti Toha, maka sebagai penikmat kemerdekaan dari para pendahulu kita, tugas kita sekarang adalah menjaga keutuhan bangsa. Kita yang menerima tongkat estafet dari para pahlawan terdahulu untuk tetap menjaga kesatuan wilayah Indonesia.
Cara yang kita gunakan buknalah dengan menumpahkan darah, melainkan dengan menjaga apa yang telah diperjuangkan dengan mengorbankan darah tersebut. Rusaknya suatu bangsa tidak akan datang dari luar, tetapi dari dalam bangsa itu sendiri, perpecahan, rasa benci antarsesama adalah salah satu sikap yang harus dihindari.
Jika persatuan kita kuat, tidak tergoyahkan, maka kita akan kokoh. Oleh sebab itu, marilah kita rawat ibu pertiwi ini dengan penuh cinta. Peristiwa Bandung Lautan Api dan Muhammad Toha hanyalah secuil kisah heroik bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaannya.
Peristiwa Bandung Lautan Api seringkali diabadikan dalam seni teater, di tempat penulis, setiap tanggal 17 Agustus, para anak muda akan memainkan drama atau teater dengan latar belakang Bandung lautan api. Frasa Bandung lautan api juga terdapat dalam lirik lagu Halo-Halo Bandung, dan kini diabadikan menjadi nama stadion sepakbola.
Untuk menghormati jasa Muhammad Toha, namanya diabadikan menjadi nama jalan di Kota Bandung, dan ada satu kawih (syair) dalam bahasa Sunda yang menceritakan Muhammad Toha, kawih ini diajarkan kepada anak SD. Dan penulis masih ingat kawih tersebut. Berikut kawihnya :
Getih suci nyiram bumi
Tulang setra mulang lemah
Babakti sungkem pertiwi
Cikal bugang putra bangsa
Nyatana pahlawan Toha
Pahlawan Bandung Selatan
Patriot ti Dayeuh Kolot
Tugu diwangun ngajadi ciri
Tarate nu mangkak ligar di empang
Ngajadi ciri gugurna pahlawan bangsa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H