Mohon tunggu...
Daniel Jones Bernadi
Daniel Jones Bernadi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Moody Writer :)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Dampak Letusan Gunung terhadap Pemanasan Global

15 Februari 2014   14:07 Diperbarui: 25 September 2017   09:28 4006
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dapat disimpulkan bahwa volume material vulkanik yang keluarkan selama ledakan bukanlah kriteria terbaik untuk mengukur dampaknya pada atmosfer.Jumlah gas yang kaya sulfur tampaknya lebih penting.Sulfur bercampur dengan uap air di stratosfer untuk membentuk awan padat denga tetesan asam sulfat kecil.Tetesan ini memakan waktu beberapa tahun untuk menyelesaikan reaksi kimianya dan mereka mampu mengurangi suhu troposfer karena mereka menyerap radiasi matahari dan menyebarkannya kembali ke angkasa.

Contoh Dampak Pendinginan Global Akibat Letusan Gunung Vulkanik Bersejarah:Bukti pengamatan menunjukkan korelasi yang jelas antara letusan bersejarah dankondisi iklim yang dingin padatahun-tahun berikutnya.Tiga contoh bersejarah terkenal dijelaskan di bawah ini:

Laki (1783) AS timur mencatat suhu terendah yang pernah musim dingin rata-rata 1783-1784 , sekitar 4.8 derajat Celcius.Eropa juga mengalami musim dingin yang sangat parah.Benjamin Franklin berpendapat bahwa kondisi dingin itu diakibatkan terganggunya sinar matahari oleh debu dan gas yang dibuat oleh letusan Gunung di Islandia (Gunung Laki) pada tahun 1783.Letusan Laki adalah letusan terbesar di masa bersejarah.Hipotesis Franklin sama dengan teori ilmiah modern, yang menunjukkan bahwa besarnya volume SO2 adalah penyebab utama dalam kabut - efek pendinginan global.

Tambora (1815) Tiga puluh tahun kemudian, pada 1815, letusan GunungTambora, Indonesia, mengakibatkan musim semi dan musim panas tahun 1816sangat dingin, yang kemudian dikenal sebagai tahun tanpa musim panas.Letusan Tambora diyakini menjadi yang terbesar dari sepuluh ribu tahun terakhir.New England dan Eropa merasakan dampak yang cukup parah.Hujan salju dan es terjadi pada bulan Juni, Juli, dan Agustus. Rusaknyatanaman jagung memaksa petani untuk menyembelih hewan mereka.Dapur umumpun dibuka untuk memberi makan para orang yang lapar.Laut es meluas hingga area pelayaran di Samudra Atlantik, dan gletser Gunung Alpine bertambah hingga lereng gunung.

Krakatau (1883) Letusan dari gunung berapi Krakatau di Indonesia pada Agustus 1883, dua puluh kali lebih dahsyat jika dibandingkan letusan pada 1980 dari Mt.St Helens.Letusan Krakatau adalah letusan terbesar kedua dalam sejarah, dikerdilkan hanya dengan letusan Tambora yang merupakan tetangga dan meletus pada tahun 1815 (lihat di atas).

Selama berbulan-bulan setelah letusan Krakatau, dunia mengalami cuaca musim dingin, matahari terbenam dengan kemilau, dan senja berkepanjangan karena penyebaran aerosol diseluruh stratosfer. Matahari terbenam yang tidak biasa dan berkepanjangan menimbulkan perdebatan kontemporer yang cukup besar tentang asal usul terjadinya fenomena ini. Fenomena ini juga memberikan inspirasi bagi para seniman yang dilukiskan pada saat matahari terbenam. Beberapa lukisan abad ke-19 -an, dua di antaranya dicatat di sini.

In London, the Krakatau sunsets were clearly distinct from the familiar red sunsets seen through the smoke-laden atmosphere of the city. This is demonstrated in the painting shown here of a sunset from the banks of the Thames River, created by artist William Ascroft on November 26, 1883.

Semoga Bermanfaat.

Sources: http://www.geology.sdsu.edu (Diterjemahkan dan disesuaikan oleh Daniel Jones B)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun