Mohon tunggu...
Dani Iskandar
Dani Iskandar Mohon Tunggu... -

- Owner EO Jalani Production - Redaktur Pelaksana Majalah Catur PCNI - Ketua Komunitas Cinta Damai - Sufi Modern

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Pedulilah Sedikit

16 Januari 2018   09:32 Diperbarui: 16 Januari 2018   09:37 1842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : pak Luhur Surabaya

Seharusnya kita belajar dari sejarah. Belajar dari perjalanan majalah-majalah catur di Indonesia. 

Dalam sejarah penerbitan majalah catur di Indonesia, kita pernah di "sapa" oleh beberapa majalah catur. Antara lain :  Majalah Catur Pertama yang terbit di Indonesia masih Berbahasa Belanda terbit tahun 1916-1940 adalah Tijdschrift Nederlandsch Indischen Schaakbond. Kemudian Madjalah Tjatur Daya Suka dari Semarang terbit di tahun 1955. Lalu Madjalah Tjatur Indonesia (MTI) terbitan Persatuan Tjatur Seluruh Indonesia, Januari 1957. Setelah itu tahun 1962 terbit Madjalah Tjatur dan Bridge (MTB) terbitan P. Siregar yang bertahan cuma 6 edisi. Ada juga Majalah Catur Nasional (MACAN) yang terbit tahun 1981 bertahan cuma 7 edisi. Lalu di tahun 1994 terbit Majalah Catur Inside Chess yang dikemudian hari berubah menjadi majalah Intisari Catur. Setelah krismon ditahun 1998 majalah inipun berakhir masa edarnya. Pada tahun 2002 lahirlah Majalah Catur Intelegensia yang terbit tidak sampai 12 edisi. Dari PB Percasi jg pernah menerbitkan Buletin Percasi tahun 2000-2001. Tahun 2015 majalah SkakMat lahir dan bertahan cuma 2 edisi. 

Saya juga ingin kita bandingkan dengan majalah catur dari luar negeri, yang sampai sekarang masih eksis. 

Chess Magazine yang terbit dari tahun 1935, British Chess Magazine terbit tahun 1881, Chess Life terbit tahun 1946, American Chess Magazine yang terbit dari tahun 1846 dan Informator terbit dari tahun 1966. Sebenarnya masih ada beberapa majalah catur dari luar negeri lainnya. Tapi Cukup beberapa majalah saja yang kita jadikan contoh. 

Pertanyaannya adalah mengapa majalah dari luar negeri bisa menerbitkan majalahnya sampai ratusan edisi di banding majalah catur Indonesia? 

Memang kita memerlukan orang-orang yang peduli, dan yang punya keinginan besar agar majalah catur tetap eksis di tanah air.
Dan tanpa didukung oleh mereka yang berjiwa sosial dan peduli terhadap catur maka kehadiran majalah catur tidak akan bisa lama. 

Selain faktor kepedulian, ada lagi yang  harus kita sadari yaitu keminatan untuk membaca. Oleh karena itu, yang harus kita lakukan yaitu, menumbuhkan minat baca di kalangan masyarakat Indonesia pada umumnya dan di lingkungan para pencinta catur khususnya.
Dengan begitu, minat para pecatur akan terpacu untuk membaca informasi yang ada di majalah. Sehingga keberadaan majalah catur, akan di anggap dan selalu dinanti oleh para pembacanya. 

Tingginya minat bacanya ini akan berpengaruh besar atas keberadaan majalah yang ada. Akan banyak para pecinta catur yang menantikan terbitnya majalah tersebut. 

Dengan demikian oplah majalah catur akan semakin tinggi. Hal ini sangat berpengaruh akan kelangsungan majalah tersebut.
Tingginya oplah berpengaruh besar terhadap majalah. Karena semakin banyak oplahnya, makanya akan banyak perusahaan yang mengiklankan produk usaha mereka. Sehingga menambah income majalah tersebut. 

Oleh karena itu, mulai sekarang mari kita tingkatkan minat baca kita, terutama adik-adik kita. Dengan demikian, keberadaan majalah tidak akan sia-sia, karena banyaknya para pembaca yang setia menanti terbitnya majalah itu. 

So.. Lebih pedulilah, tumbuhkan minat baca dan tanamkan dalam hati untuk tidak rela bila majalah catur tidak ada di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun