Mohon tunggu...
Dani Ishak
Dani Ishak Mohon Tunggu... Wiraswasta - -

berkecimpung di dunia keuangan dan investasi

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Saham Apa yang Bagus untuk Beli? Berikut Listnya!

28 Januari 2025   14:02 Diperbarui: 28 Januari 2025   14:02 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Investasi saham menjadi salah satu cara populer untuk menghasilkan keuntungan dalam waktu singkat. Namun, pertanyaan yang sering muncul adalah saham apa yang bagus untuk dibeli investor, terutama secara jangka panjang.

Rekomendasi Saham yang Bagus untuk Dibeli Investor

Berikut adalah 10 rekomendasi saham potensial untuk kamu beli:

1. Saham BBCA (Bank Central Asia)

BBCA merupakan salah satu saham blue-chip yang selalu menjadi favorit investor. Dengan kinerja keuangan yang stabil dan pertumbuhan laba yang konsisten, BBCA seringkali memberikan keuntungan jangka pendek maupun panjang. Saham ini memiliki likuiditas tinggi, kinerja kuartal terakhir yang positif, dan sentimen positif terhadap sektor perbankan. Cocok untuk investor yang mencari saham dengan risiko rendah.

2. Saham TLKM (Telkom Indonesia)

TLKM adalah saham unggulan di sektor telekomunikasi. Dengan dominasi pasar yang kuat dan diversifikasi bisnis ke layanan digital, TLKM memiliki prospek cerah. Peningkatan permintaan layanan digital dan internet, serta laporan keuangan yang solid, membuat saham ini layak dipertimbangkan. Ideal untuk investor yang ingin bermain aman dengan saham defensif.

3. Saham UNVR (Unilever Indonesia)

UNVR adalah saham konsumen yang selalu menarik perhatian. Dengan portofolio produk yang luas dan loyalitas merek yang tinggi, UNVR seringkali menjadi pilihan saat pasar sedang volatil. Kenaikan harga komoditas yang mulai stabil dan permintaan produk konsumen yang tetap tinggi menjadi alasan utama potensi kenaikan saham ini. Cocok untuk investor yang mencari saham dengan volatilitas rendah.

4. Saham BRPT (Barito Pacific)

BRPT adalah saham di sektor energi dan kimia yang sedang naik daun. Dengan fokus pada energi terbarukan dan bahan kimia ramah lingkungan, BRPT memiliki potensi pertumbuhan yang menarik. Sentimen positif terhadap energi terbarukan dan laporan kinerja kuartalan yang memuaskan membuat saham ini layak dipertimbangkan. Cocok untuk investor yang ingin mengambil risiko moderat dengan potensi keuntungan tinggi.

5. Saham EMTK (Elang Mahkota Teknologi)

EMTK adalah saham di sektor media dan teknologi yang sedang menunjukkan tren positif. Dengan diversifikasi bisnis ke platform digital dan konten streaming, EMTK memiliki prospek cerah. Pertumbuhan pengguna platform digital dan laporan keuangan yang mengesankan menjadi alasan utama potensi kenaikan saham ini. Ideal untuk investor yang ingin bermain di saham growth.

6. Saham ASII (Astra International)

ASII adalah saham unggulan di sektor otomotif dan infrastruktur. Dengan portofolio bisnis yang luas dan kinerja keuangan yang solid, ASII seringkali menjadi pilihan investor. Pemulihan ekonomi pasca-pandemi dan peningkatan permintaan kendaraan bermotor menjadi faktor pendorong potensi kenaikan saham ini. Cocok untuk investor yang mencari saham dengan risiko moderat.

7. Saham CPIN (Charoen Pokphand Indonesia)

CPIN adalah saham di sektor pangan yang memiliki prospek cerah. Dengan fokus pada industri peternakan dan pakan ternak, CPIN mendapatkan keuntungan dari peningkatan permintaan produk pangan. Laporan keuangan yang positif dan stabilitas harga komoditas menjadi alasan utama potensi kenaikan saham ini. Cocok untuk investor yang mencari saham dengan volatilitas rendah.

8. Saham INDF (Indofood Sukses Makmur)

INDF adalah saham di sektor konsumen yang memiliki portofolio bisnis yang luas, mulai dari mie instan hingga produk pangan lainnya. Dengan kinerja keuangan yang stabil dan dominasi pasar yang kuat, INDF seringkali menjadi pilihan investor. Kenaikan harga komoditas yang mulai stabil dan permintaan produk pangan yang tinggi menjadi faktor pendorong potensi kenaikan saham ini. Cocok untuk investor yang mencari saham dengan risiko rendah.

9. Saham BMRI (Bank Mandiri)

BMRI adalah saham perbankan yang memiliki kinerja keuangan yang solid dan pertumbuhan laba yang konsisten. Dengan fokus pada layanan digital dan ekspansi bisnis, BMRI memiliki prospek cerah. Sentimen positif terhadap sektor perbankan dan laporan keuangan yang mengesankan menjadi alasan utama potensi kenaikan saham ini. Cocok untuk investor yang mencari saham dengan risiko moderat.

10. Saham GOTO (GoTo Gojek Tokopedia)

GOTO adalah saham di sektor teknologi yang sedang menunjukkan tren positif. Dengan diversifikasi bisnis ke layanan ride-hailing, e-commerce, dan fintech, GOTO memiliki potensi pertumbuhan yang menarik. Peningkatan jumlah pengguna aktif dan laporan keuangan yang membaik menjadi alasan utama potensi kenaikan saham ini. Cocok untuk investor yang ingin mengambil risiko tinggi dengan potensi keuntungan besar.

Tips Mencari Saham yang Bagus untuk Dibeli

Memilih saham yang tepat untuk investasi membutuhkan riset, disiplin, dan pemahaman terhadap dinamika pasar. Berikut tips untuk membantu kamu menemukan saham yang bagus untuk dibeli:

  1. Pantau Berita Ekonomi dan Pasar

Pergerakan saham sering dipengaruhi oleh faktor makroekonomi dan kebijakan pemerintah. Misalnya, kenaikan suku bunga bisa menekan saham sektor properti atau perbankan, sementara insentif untuk energi terbarukan bisa mendongkrak saham di sektor infrastruktur hijau. Inflasi tinggi juga perlu diwaspadai karena dapat mengurangi laba perusahaan. 

Pantau sumber berita terpercaya seperti Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, atau platform finansial untuk memahami tren terkini. Misalnya, proyek strategis nasional (PSN) sering menjadi sinyal positif bagi saham konstruksi atau energi. Dengan memahami konteks makro, kamu bisa mengantisipasi sektor mana yang akan naik atau turun.

  1. Analisis Teknikal dan Fundamental

Kombinasi analisis teknikal dan fundamental adalah kunci untuk menilai saham. Analisis teknikal menggunakan indikator seperti RSI (Relative Strength Index) untuk mengidentifikasi kondisi overbought (>70) atau oversold (<30). MACD (Moving Average Convergence Divergence) membantu memprediksi perubahan tren, sementara moving average 50-hari dan 200-hari bisa menentukan level support atau resistance. 

Di sisi lain, analisis fundamental mengevaluasi laporan keuangan perusahaan, seperti pertumbuhan laba bersih (EPS), rasio utang (DER), dan arus kas operasi. Perusahaan dengan DER di bawah 1 dan EPS yang tumbuh stabil biasanya lebih aman. Kedua analisis ini saling melengkapi: fundamental membantu menemukan emiten berkualitas, sementara teknikal menentukan waktu beli yang tepat.

  1. Perhatikan Volume Transaksi

Volume transaksi mencerminkan likuiditas dan minat investor. Saham dengan volume harian tinggi (misalnya di atas 1 juta lembar) cenderung lebih mudah dibeli atau dijual tanpa memengaruhi harga signifikan. 

Volume juga bisa menjadi sinyal kekuatan tren. Misalnya, kenaikan harga dengan volume tinggi menandakan kepercayaan kuat dari pembeli. Sebaliknya, kenaikan harga dengan volume rendah bisa jadi indikasi koreksi segera. Pantau pola volume melalui grafik saham atau fitur screener di aplikasi trading.

  1. Diversifikasi Portofolio

Diversifikasi membantu meminimalkan risiko dengan menyebar investasi ke berbagai sektor. Misalnya, alokasikan dana ke sektor perbankan (BBCA, BBRI) yang stabil, sektor konsumer (UNVR, ICBP) yang tahan inflasi, atau sektor teknologi (GOTO, BREN) yang berpotensi tinggi meski berisiko. 

Hindari menaruh seluruh modal di satu saham. Batasi eksposur maksimal 10-15% per saham dalam portofolio. Kombinasikan saham growth (berpotensi naik cepat) dan saham dividen (memberikan pendapatan pasif) untuk menyeimbangkan risiko dan potensi keuntungan.

  1. Gunakan Aplikasi Saham Terpercaya

Pilih platform trading berizin OJK seperti Stockbit, Ajaib, atau IPOT yang menyediakan fitur analisis lengkap dengan grafik teknikal dan indikator custom. Selain itu, manfaatkan laporan riset dari analis profesional dan edukasi seperti webinar atau artikel tentang strategi investasi. 

Beberapa aplikasi juga menawarkan screener saham untuk menyaring emiten berdasarkan kriteria tertentu, misalnya PER <15 atau dividend yield >3%. Pastikan aplikasi yang digunakan memiliki sistem keamanan tinggi untuk melindungi data dan dana kamu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun