Satu dua tahun belakangan, pasar modal Indonesia cukup menjadi sorotan publik. Hal ini salah satunya dipicu oleh performa mengejutkan saham-saham Prajogo Pangestu yang terus mencatatkan kenaikan signifikan, terutama usai IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Contohnya, saham CUAN (PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk) yang sejak IPO hingga penutupan perdagangan 11 Oktober 2024 harganya telah mencatatkan kenaikan sebesar +2.536% atau 25 kali lipat. Bahkan sempat all time high pada Desember 2023 lalu dengan kenaikan mencapai +6.150%.
Menariknya, kinerja harga saham yang signifikan tersebut tidak hanya terjadi pada saham CUAN saja, tetapi juga pada saham-saham Prajogo Pangestu yang lain seperti BREN dan PTRO yang keduanya sama-sama mencatatkan kenaikan harga sekitar +600% dalam tiga tahun terakhir.
Meskipun kesannya agak cocoklogi, tapi hal seperti ini juga dapat menjadi sebuah pertanda akan prospek saham-saham Prajogo Pangestu di masa depan.Â
Terkhusus saham CUAN, kira-kira apakah saham ini layak beli? Untuk menjawabnya, mari kita kenalan dulu dengan saham ini lebih dalam.
Saham CUAN bergerak di Bidang Apa?
Saham CUAN bergerak di bidang usaha pertambangan, khususnya pertambangan batu bara, sebagai perusahaan holding atau induk.Â
Perseroan berdiri sejak tahun 2008 dan telah beberapa kali mengalami perubahan anggaran dasar.Â
Saat ini, fokus utama Perseroan dan anak perusahaan adalah memproduksi batu bara termal berkualitas tinggi. Tidak hanya itu, perusahaan juga sedang mengembangkan usaha di bidang pertambangan batu bara metalurgi, pasir silika, dan emas.
Dalam menjalankan usahanya, Perseroan dan perusahaan anaknya didukung dengan rantai pasokan yang terintegrasi dari tambang hingga ke stockpile dan transshipment area, sehingga memiliki kemampuan untuk memasok batu bara termal secara berkelanjutan. Untuk semakin meningkatkan efisiensi, perusahaan juga tengah menjajaki usaha intermediate stockpile dan terminal khusus.
Adapun, hingga kuartal III-2024, emiten PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) tercatat memiliki sejumlah anak perusahaan yang bergerak di berbagai sektor, yaitu antara lain:
PT Tamtama Perkasa - pertambangan batu bara
PT Mareta Persada - perdagangan bahan bakar untuk industri batu bara
PT Multi Tambangjaya Utama - pertambangan batu baraÂ
PT Borneo Bangun Banua Bestari - pertambangan batu baraÂ
PT Kreasi Jasa Persada - aktivitas penunjang pertambangan dan penggalian
PT Armada Maritim Persada - jasa angkutan lautÂ
PT Prima Mineral Investindo - perusahaan holding dan konsultasi manajemen
PT Green Natural Investama - perusahaan holding dan konsultasi manajemen
PT Equator Sumber Energi - perusahaan holding
Saham CUAN Punya Siapa?
Per kuartal III-2024, mayoritas saham CUAN dikuasai oleh Prajogo Pangestu sebagai pemegang saham pengendali dengan kepemilikan sebesar 84,96%.Â
Setelah itu, ada Erwin Ciputra (komisaris) dengan kepemilikan sebesar 0,00137%, Kartika Hendrawan (direksi) sebesar 0,0015%, Michael (direksi) sebesar 0,0012%, dan Diana Arsiyanti (direksi) sebesar 0,004%. Sementara sisanya dipegang oleh publik sebesar 15,028% saham.
Saham CUAN IPO Tanggal Berapa?
Saham CUAN IPO pada tanggal 8 Maret 2023 dengan harga penawaran awal sebesar Rp220 per saham. Total ada 1,69 miliar lembar saham yang dilepaskan ke publik, sehingga total dana yang diraup oleh emiten dari proses IPO ini kurang lebih sebesar ~Rp372 miliar.
Sementara, yang bertindak sebagai penjamin emisi efek dalam proses IPO saham CUAN adalah PT Henan Putihrai Sekuritas (kode broker: HP) dan BRI Danareksa Sekuritas (kode broker: OD).Â
Kinerja Saham CUAN
Sejak melantai di BEI sampai dengan harga penutupan perdagangan 11 November 2024 di level Rp7.225 per lembar, harga saham CUAN terpantau mengalami kenaikan sebesar +2.536% atau 25 kali lipat.Â
Artinya, kalau kamu beli saham CUAN sebesar Rp10 juta saat IPO dulu, maka per 11 November 2024 kemarin, total portofolio investasi kamu di saham CUAN akan menjadi Rp253,6 juta.Â
Itu kalau berdasar performa harga sahamnya di pasar modal.Â
Nah, bagaimana dengan performa keuangannya? Cenderung menurun!
Sepanjang 2023, perseroan dilaporkan membukukan pendapatan sebesar Rp1,49 triliun, turun -1,7% dari pendapatan tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,5 triliun. Sedangkan, laba bersihnya juga turun drastis dari Rp571 miliar pada tahun 2022 menjadi hanya Rp238 miliar di tahun 2023, alias turun -58% secara tahunan (year-on-year/YoY).
Penurunan kinerja tersebut utamanya dipicu oleh kenaikan pada beban pokok penjualan dan beban usaha Perseroan yang sangat tinggi, sehingga mengurangi raihan laba bersih. Selain itu, turunnya harga acuan batu bara global sepanjang 2023 juga turut menjadi penyebab pendapatan Perseroan menurun.
Adapun, untuk kinerja tahun 2024 hingga bulan September, Perseroan berhasil mencatat pertumbuhan pendapatan dan laba yang signifikan. Selama periode tersebut, pendapatan operasional perseroan meroket sebesar +613% YoY dari Rp1,15 triliun menjadi Rp8,27 triliun.
Lalu, laba bersih juga tercatat meningkat sebesar +163% YoY menjadi Rp461 miliar, dari sebelumnya hanya sebesar Rp175 miliar selama periode Januari 2023 hingga September 2023.
Apakah saham CUAN layak Beli?
Menentukan apakah saham CUAN layak beli atau tidak tergantung pada hasil analisis yang kamu lakukan.Â
Bagi saya pribadi, secara fundamental harga saham CUAN saat ini (Rp7.425/saham per intraday 12 Oktober 2024) sudah sangat kemahalan dengan rasio Price to Earning (P/E) mencapai 159 kali.Â
Sebagai perbandingan, rata-rata rasio P/E (TTM) saham-saham di industri dan sektor migas dan batu bara di pasar modal itu sekitar 9,16 kali. Sangat jauh perbedaannya.
Kamu bisa lihat sendiri perbandingannya dengan menggunakan fitur Comparison di Stockbit.Â
Tampak pada gambar di atas, saham dengan rasio P/E tinggi hanya saham CUAN dan PT Petrosea Tbk (PTRO) yang mana keduanya adalah saham milik Prajogo Pangestu.Â
Sementara rasio P/E untuk saham PT Elnusa Tbk (ELSA) dan PT Prima Andalan Mandiri Tbk (MCOL) masing-masing hanya sebesar 4,9 kali dan 8,4 kali. Beda jauh banget, kan?
Nah, lantas, apakah saham dengan valuasi yang mahal berarti tidak layak beli? Belum tentu. Sebab ada banyak sekali faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham di pasar modal. Valuasi hanya salah satunya saja.Â
Buktinya, sangat sering terjadi saham-saham dengan valuasi mahal terus mengalami kenaikan harga. Sebaliknya, saham-saham dengan valuasi murah, justru terus mengalami penurunan.
Jadi, intinya saya kembalikan lagi ke pembaca. Menurut kamu, apakah saham CUAN dengan valuasi yang setinggi itu masih layak beli? Silakan putuskan sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H