"Di sekolah, kami seringkali terbatas pada pengajaran yang bersifat teori karena kurangnya fasilitas untuk praktik langsung. Dengan adanya pelatihan ini, saya bisa lebih memahami teknologi hybrid dan tentu ini akan saya bawa ke kelas untuk diajarkan kepada siswa saya," ujar Siti dengan penuh semangat. Begitu juga dengan Aris Setyawan, guru SMK di Blitar, yang merasa bahwa pelatihan ini memberikan wawasan baru tentang perkembangan teknologi kendaraan hybrid yang selama ini belum banyak diajarkan di sekolah. "Kami harus terus belajar agar tidak ketinggalan. Teknologi otomotif terus berkembang, dan sebagai guru, saya harus siap memberikan yang terbaik untuk siswa saya," kata Aris.
Kegiatan pelatihan teknologi kendaraan hybrid yang dilaksanakan oleh dosen-dosen UM ini merupakan salah satu bentuk nyata dari komitmen Universitas Negeri Malang dalam meningkatkan kualitas pendidikan vokasi di Indonesia. Melalui pengabdian masyarakat yang terstruktur dan berorientasi pada peningkatan kompetensi mahasiswa PPG, diharapkan para guru yang mengikuti program ini dapat menjadi agen perubahan di sekolah-sekolah mereka. Dosen UM tidak hanya sekadar memberikan materi pelajaran, tetapi juga membekali mahasiswa PPG dengan keterampilan dan pengetahuan yang relevan dengan perkembangan teknologi terkini.Â
Dengan begitu, lulusan PPG diharapkan mampu menghadirkan pendidikan otomotif yang lebih bermutu, sesuai dengan kebutuhan industri dan tantangan zaman. Program pelatihan ini menjadi salah satu contoh sukses bagaimana pengabdian masyarakat, kolaborasi industri, dan pendidikan vokasi bisa berjalan beriringan untuk menciptakan generasi pengajar yang siap menghadapi masa depan teknologi yang terus berkembang. UM, melalui dosen-dosennya yang berdedikasi, terus berinovasi dan memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan pendidikan di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H