Blitar, 4 Oktober 2024 -- Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi kendaraan hybrid telah menjadi topik yang semakin relevan dalam industri otomotif global. Menggabungkan mesin pembakaran internal dengan motor listrik, kendaraan hybrid menawarkan solusi untuk mengurangi emisi karbon, sekaligus meningkatkan efisiensi bahan bakar. Seiring dengan kebijakan pemerintah yang mendorong penggunaan teknologi ramah lingkungan, kendaraan hybrid diperkirakan akan menjadi pilihan utama di masa depan, termasuk di Indonesia.
Berdasarkan situasi tersebut  dosen-dosen Universitas Negeri Malang (UM) kembali menunjukkan komitmen mereka melalui sebuah program pelatihan komprehensif tentang teknologi kendaraan hybrid dan perawatannya. Pelatihan ini digelar di Kota Blitar, melibatkan para mahasiswa PPG bidang otomotif yang telah mengikuti pendidikan secara daring sebelumnya.Â
Pengabdian kepada masyarakat menjadi salah satu tri dharma perguruan tinggi yang terus dipegang teguh oleh UM. Kegiatan pelatihan ini bukan sekadar program formal, tetapi juga merupakan bagian dari misi untuk memperkuat pendidikan vokasi di Indonesia, khususnya di bidang otomotif. Dengan semakin berkembangnya teknologi otomotif, khususnya kendaraan hybrid yang ramah lingkungan, kebutuhan akan tenaga pengajar yang kompeten di bidang ini semakin mendesak.
Dosen-dosen dari Fakultas Teknik UM, khususnya yang berfokus pada teknologi otomotif, telah secara aktif merancang dan mengimplementasikan pelatihan ini sebagai bentuk nyata dari pengabdian kepada masyarakat. Dalam pelatihan tersebut, mahasiswa PPG otomotif yang sebelumnya telah mendapatkan teori secara daring melalui program PPG Daljab, kini mendapatkan kesempatan untuk langsung terlibat dalam praktik analisis dan perawatan kendaraan hybrid di lapangan.Â
Kegiatan ini diadakan di salah satu pusat pelatihan otomotif di Kota Blitar, yang menjadi pusat kolaborasi antara UM dan institusi lokal dalam mendukung upaya pengembangan pendidikan di sektor teknis. Menurut penuturan Ketua Pelaksana kegiatan ini, Dr. Dani Irawan, M.Pd ., dosen UM sekaligus pakar di bidang teknologi otomotif, program ini dirancang untuk mengisi kesenjangan antara pengetahuan teoritis yang diterima mahasiswa selama pembelajaran daring dan aplikasi nyata di lapangan.
Selama pelatihan ini, dosen-dosen UM menekankan pentingnya memahami teknologi hybrid tidak hanya dari segi mekanik, tetapi juga dari perspektif kelistrikan dan elektronika, yang merupakan komponen inti dari kendaraan hybrid. Mahasiswa PPG otomotif yang sebagian besar sudah bekerja sebagai guru di berbagai sekolah kejuruan, mendapatkan wawasan mendalam tentang cara kerja sistem hybrid, pemeliharaan baterai, serta perawatan motor listrik dan komponen terkait.Â
Peran dosen UM dalam pelatihan ini tidak hanya sebatas instruktur, tetapi juga sebagai penggerak inovasi dalam pendidikan vokasi. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu dosen pengajar, Hasan Ismail, PhD., para dosen UM berupaya untuk memastikan bahwa para mahasiswa PPG tidak hanya menguasai konsep dasar kendaraan hybrid, tetapi juga mampu mentransfer pengetahuan ini kepada siswa mereka di sekolah kejuruan.
"Kami menyadari bahwa teknologi otomotif terus berkembang pesat, dan sebagai tenaga pengajar, kita tidak bisa tertinggal. Salah satu tantangan terbesar dalam pendidikan otomotif adalah memperbarui kurikulum dan memastikan bahwa lulusan kita siap menghadapi kebutuhan industri yang semakin dinamis," ujar Hasan. "Melalui pelatihan ini, kami ingin memberikan pengalaman langsung kepada para mahasiswa PPG sehingga mereka bisa lebih percaya diri dalam mengajarkan teknologi ini di sekolah mereka masing-masing."
Dalam sesi pelatihan, mahasiswa PPG otomotif tidak hanya diajarkan tentang teori, tetapi juga diberikan kesempatan untuk melakukan diagnosis dan perawatan langsung terhadap beberapa model kendaraan hybrid yang sudah disiapkan. Mereka mempelajari cara mengidentifikasi masalah umum pada sistem hybrid, seperti degradasi baterai atau kerusakan pada motor listrik, serta langkah-langkah perbaikan yang tepat.
Salah satu hal yang menonjol dalam pelatihan ini adalah antusiasme mahasiswa PPG yang mengikuti program tersebut. Mayoritas dari mereka adalah guru di sekolah kejuruan yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Program PPG Daljab memberikan kesempatan kepada mereka untuk mendapatkan sertifikasi guru profesional, sekaligus meningkatkan kompetensi teknis di bidang yang mereka ajarkan. Siti Rahmawati, salah satu peserta pelatihan yang juga seorang guru SMK di Tulungagung, mengungkapkan betapa pentingnya pelatihan semacam ini untuk pengembangan profesionalnya.Â