Mohon tunggu...
Dani Irawan
Dani Irawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen dan Praktisi Pendidikan

hobi bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dosen UM Kembangkan Teknologi Pengolahan Limbah Plastik Menjadi Fiber Polyester di Desa Sumberdem, Kabupaten Malang

6 Agustus 2024   15:26 Diperbarui: 6 Agustus 2024   15:37 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desa Sumberdem, seperti banyak desa lain di Indonesia, menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan sampah, khususnya limbah plastik. Plastik yang tidak terkelola dengan baik sering kali berakhir di sungai atau lahan kosong, menyebabkan pencemaran lingkungan yang serius. Selain itu, masyarakat desa yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani, masih mencari solusi untuk meningkatkan pendapatan ekonomi mereka.

Melihat permasalahan ini, tim dosen dari Fakultas Teknik UM, yang dipimpin oleh Dr. Dani Irawan, M.Pd dan Tim  berinisiatif mengembangkan teknologi pengolahan limbah plastik menjadi fiber polyester. Teknologi ini tidak hanya berfokus pada penanggulangan limbah plastik, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat setempat.

Dalam upaya mengatasi masalah pencemaran lingkungan akibat limbah plastik dan meningkatkan potensi ekonomi lokal, para dosen Universitas Negeri Malang (UM) telah mengembangkan sebuah teknologi inovatif untuk mengolah limbah plastik menjadi fiber polyester yang digunakan sebagai pengisi bantal. Program ini dilaksanakan di Desa Sumberdem, Kabupaten Malang, yang dikenal memiliki masalah lingkungan terkait limbah plastik yang signifikan.

Proses pengolahan limbah plastik menjadi fiber polyester terdiri dari beberapa tahap. Pertama, plastik bekas dikumpulkan dan dipilah berdasarkan jenisnya. Limbah plastik yang telah dipilah kemudian dicacah menjadi potongan-potongan kecil menggunakan mesin pencacah. Potongan-potongan plastik ini kemudian dicuci dan dikeringkan untuk menghilangkan kotoran dan zat-zat yang dapat mengganggu proses selanjutnya.

sumber gambar dokumen pribadi
sumber gambar dokumen pribadi

Tahap berikutnya adalah proses peleburan, di mana potongan-potongan plastik yang telah bersih dileburkan pada suhu tinggi hingga menjadi cairan. Cairan plastik ini kemudian diproses melalui mesin spinneret, yang mengubahnya menjadi serat-serat panjang dan tipis. Serat-serat ini kemudian didinginkan dan dipotong sesuai ukuran yang diinginkan untuk dijadikan fiber polyester.

Fiber polyester yang dihasilkan dari proses ini memiliki kualitas yang baik dan dapat digunakan sebagai pengisi bantal. Bantal yang diisi dengan fiber polyester memiliki keunggulan seperti lebih ringan, tahan lama, dan tidak mudah mengempis, sehingga sangat diminati oleh pasar.

Penerapan teknologi pengolahan limbah plastik ini memberikan manfaat ganda bagi Desa Sumberdem. Dari segi lingkungan, teknologi ini membantu mengurangi jumlah limbah plastik yang mencemari lingkungan. Limbah plastik yang sebelumnya hanya menumpuk dan menjadi sumber pencemaran, kini dapat diolah menjadi produk yang berguna. Hal ini berdampak positif terhadap kualitas lingkungan desa, terutama dalam menjaga kebersihan sungai dan lahan kosong.

Dari segi ekonomi, teknologi ini membuka peluang usaha baru bagi masyarakat desa. Dengan adanya pabrik pengolahan limbah plastik menjadi fiber polyester, masyarakat dapat terlibat dalam berbagai tahapan produksi, mulai dari pengumpulan dan pemilahan limbah plastik, hingga proses pengolahan dan produksi bantal. Keterlibatan ini tidak hanya menyediakan lapangan kerja baru, tetapi juga meningkatkan keterampilan masyarakat dalam bidang pengolahan limbah dan produksi barang jadi.

Selain itu, produk bantal yang dihasilkan juga memiliki nilai jual yang cukup tinggi. Bantal fiber polyester yang berkualitas dapat dipasarkan ke berbagai daerah, bahkan hingga ke luar negeri. Hal ini tentu saja memberikan potensi peningkatan pendapatan bagi masyarakat desa, yang sebelumnya hanya mengandalkan hasil pertanian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun