Mohon tunggu...
Dani Irawan
Dani Irawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen dan Praktisi Pendidikan

hobi bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dosen Universitas Negeri Malang Mengolah Limbah Industri Pemindangan Menjadi Bahan Bakar Biogas: Solusi Atasi Pencemaran Sungai dan Tingkatkan Ekonomi

6 Agustus 2024   12:10 Diperbarui: 6 Agustus 2024   12:19 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Trenggalek, 4 Juli 2024. Desa Watulimo, yang dikenal dengan industri pemindangan ikan tradisionalnya, menghadapi tantangan serius terkait pencemaran lingkungan. Limbah cair dari proses pemindangan sering kali dibuang langsung ke sungai, menyebabkan kerusakan ekosistem air dan mengganggu kehidupan masyarakat yang bergantung pada sungai sebagai sumber air bersih. Selain itu, limbah padat yang tidak dikelola dengan baik menimbulkan bau tak sedap dan menjadi sarang penyakit.

 Inovasi dalam penanggulangan pencemaran lingkungan dan peningkatan ekonomi lokal kembali ditunjukkan oleh dosen Universitas Negeri Malang (UM). Seorang dosen dari Fakultas Teknik, Dr. Dani Irawan, M.Pd, bersama timnya berhasil mengembangkan teknologi pengolahan limbah industri pemindangan ikan menjadi bahan bakar biogas. Inisiatif ini tidak hanya menawarkan solusi untuk pencemaran sungai di Desa Watulimo, Trenggalek, tetapi juga meningkatkan potensi ekonomi masyarakat setempat

Melihat permasalahan ini, Dr. Dani Irawan, Mpd tergerak untuk mencari solusi yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Ia dan timnya memutuskan untuk mengolah limbah industri pemindangan menjadi biogas. Proses ini melibatkan beberapa tahapan, mulai dari pengumpulan limbah, fermentasi anaerobik untuk menghasilkan biogas, hingga pemanfaatan biogas sebagai bahan bakar alternatif untuk kompor.

Teknologi ini menggunakan metode fermentasi anaerobik, di mana limbah organik dari proses pemindangan ditempatkan dalam reaktor biogas tertutup. Mikroorganisme anaerobik kemudian menguraikan limbah tersebut menjadi metana dan karbon dioksida. Metana yang dihasilkan inilah yang digunakan sebagai bahan bakar biogas.

Pengolahan limbah menjadi biogas ini memiliki dua manfaat utama. Pertama, dari segi lingkungan, teknologi ini mampu mengurangi pencemaran air secara signifikan. Limbah yang sebelumnya dibuang ke sungai kini diolah menjadi energi, mengurangi dampak negatif terhadap ekosistem air dan kesehatan masyarakat.

Kedua, dari segi ekonomi, penggunaan biogas sebagai bahan bakar kompor dapat mengurangi ketergantungan masyarakat pada gas LPG yang harganya semakin mahal. Biogas yang dihasilkan dapat digunakan oleh rumah tangga dan industri kecil di Desa Watulimo, menghemat biaya energi dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi lokal.

Kegiatan  ini merupakan pengabdian masyarakat melalui skema Kerjasama desa binaan UM dan   telah memasuki tahap implementasi sejak didanai  tahun 2024. Dr. Dani Irawan dan timnya telah memasang beberapa unit reaktor biogas di lokasi strategis di Desa Watulimo. Mereka juga melakukan pelatihan kepada masyarakat setempat mengenai cara pengoperasian dan perawatan reaktor biogas.

Hasilnya, beberapa keluarga di Watulimo kini sudah mulai menggunakan biogas untuk memasak sehari-hari. Selain itu, beberapa pelaku industri kecil juga melaporkan penurunan biaya operasional berkat penggunaan biogas. Dampak positif lainnya adalah peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan limbah dan pelestarian lingkungan.

Inovasi yang dilakukan oleh Dr. Dani Irawan, M.Pd dan timnya membuktikan bahwa solusi berbasis teknologi dapat memberikan dampak nyata dalam mengatasi permasalahan lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Pengolahan limbah industri pemindangan menjadi bahan bakar biogas di Desa Watulimo, Trenggalek, merupakan contoh konkret bagaimana kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat dapat menciptakan perubahan positif yang berkelanjutan. Ke depan, diharapkan inisiatif seperti ini dapat terus dikembangkan dan direplikasi di berbagai daerah lainnya di Indonesia. Diharapkan hasil kegiatan ini dapat mendukung SDG 7 : Energi Bersih dan Terjangkau (Affordable and Clean Energy) dan SDG 12 : Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab (Responsible Consumption and Production)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun