Manfaatkan limbah kain perca, dosen polinema ubah limbah menjadi  kerajinan tangan bernilai ekonomis
Blitar, home industri berupa konveksi dan penjahit yang sedang merebak di kabupaten blitar sangat produktif dan banyak membutuhkan bahan utama berupa kain.Â
Dalam sebulan kebutuhan kain dari pelaku usaha di kabputan Blitar mencapai hampir 10 Kwintal. Bahkan pada saat ramai yaitu menjelang ajaran baru para siswa masuk sekolah kebuthan kain meningkat untuk keperluan seragam atau lainya.Â
Kalau sedang ramai bisa mencapai 15 kwintal kata ibu sriatun salah satu pemilik usaha konveksi seragam. Namun begitu sisa hasil jahitan atau kain sisa produksi ternyata cukup banyak yang tidak terpakai.Â
Untuk ukuran 1 baju kain yang dibutuhkan sekitar 2 meter akan tetapi sisa kain yang tersisa sekitar 50 cm. jika diperhitungkan 1 kain baju sekitar 1 kg, dan yang terbuang 0,25 kg. sehingga jika ada 10 kwintal kain dalam sebulan maka sisa kain hasil jahitan ada sekitar 2,5 kwintal atau setara dengan 250 kg.
Sisa produksi kain yang melimpah tersebut selama ini belum pernah dimanfaatkan sebagai kerajinan tangan atau belum diolah menjadi barang yang berguna, pengelolaan limbah banya dijual kepada tengkulak dengan harga yang sangat murah bahkan ada yang memberikannya secara suka rela atau gratis.Â
Hal ini tentunya sangat disayangkan, karena sisa produksi kain tersebut bisa diolah Kembali menjadi kerajinan tangan yang bisa mendatangkan nilai ekonomi atau uang tambahan, jika dikelola dengan  baik.Â
Berangkat dari hal tersebut maka dosen polinema bekerja sama dengan ibu pkk di desa gogodeso membuat ide untuk mengolah limbah tersebut menjadi kerajinan tangan berupa keset.
Keset yang dibuat dari kain sisa produksi ini berupa kain perca dengan dibantu alat bantu anyaman, maka terbentuklah pola keset yang bagus dan menarik serta mempunyai nilai jual.Â
Alat anyaman ini dibuat oleh dosen polienema yang terdiri dari pipa besi sepanjang 1 meter sebanyak 6 buah, kayu untuk pengayaman dan beberapa alat yang digunakan untuk membuat pola keset sehingga menghasilkan produk yang bernilai tinggi.
Ide yang telah dipaparkan dihadapan ibu-ibu pkk tersebut mendapat respon positif, maka diadakanlah pelatihan membuat keset dari kain perca, pelatihan ini dilaksanakan pada tangal 20 Agustus 2020, dirumah ibu RT, dengan jumlah peserta sekitar 15 orang, terdiri dari 10 orang merupakan warga desa ngade dan 5 orang merupakan pemilik home industri konveksi dan produksi kain.Â
Pelatihan ini dimulai dari pemaparan materi singkat jenin-jenis olahan pada limbah kain perca, kemudian dilanjutkan pemilihan kaset, dengan pembentukan pola pola dan motif dari keset yang kana dibentuk. Pemilihan pengolahan limbah ini didasarkan pada kemudahan dalam membuat, kemudahan untuk pemasaran, awet kemudahan dalam penyimpanan, dan mudah untuk dijual.
Setelah pemaparan tentang materi pengolahan  limbah kain, dilanjutkan dengan parktek membuat pola keset yang menarik dan bagus dengan alat bantu besi dan kayu.Â
Pertama-tama masukan kain pada besi  yang melintang ada 6 besi, kemudian dibuat bola menyilang dengan memasukan kain yang berwarna-warna atau berbeda, tumpukan pola kain ini dibuat sebanyak 12 set secara melintang dan 12 set berikutnya secara tegak lurus, hal ini dilakukan agar keset yang dibuat tidak mudah rusak dan menghasilan prroduk yang enak dilihat, dan menghasilkan pola keset yang bagus.Â
Setelah pola-pola terbentuk selanjutnya adalah membuat kuncian pada ikatan kain. Ikatan ini diperlukan agar pola-pola yang telah terbentuk terikat dengan baik dan tidak mudah lepas.Â
Pada tahap finishing yaitu memasukan keset kedalam plastik pengemasan, dan keset siap di pasarkan. Keseluruhan proses pembuatan keset dibutuhkan waktu sekitar 1 jam untuk menghasilkan 4 keset, dan jika diperhitingkan 1 orang berkerja 8 jam maka keset yang dihasilkan untuk 1 orang dengan kerja 8 jam sekitar 32 keset. Untuk harga jual 1 keset 10 rbu maka per orang per hari menghasilkan 320 ribu.
Di akhir sesi peserta pelatihan diberi angket untuk memberikan tanggapan bagaimana pelatihan ini, dari 15 orang 13 orang pelatihan menyatakan pelatihan ini sangat baik dan perlu diperluas untuk pelatihan pengolahan limbah lainya, misalnya membuat kerajinan tempat tisu dari kain perca, dll.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI