Blitar.  Salah satu kegiatan kelompok "Tani Makmur Jaya" di desa Gogodeso dan  kelompok "Tani Ngudi Makmur" di desa Munggalan saat ini adalah pembuatan  pupuk organik sederhana yang bahan bakunya didapat dari  limbah kotoran sapi. akan tetapi masih ada kendala yang dirasakan oleh masyarakat setempat, yaitu masih belum efisiennya proses pembuatannya.
 Pembuatan pupuk organik ini masih menggunakan cara manual dan belum menggunakan peralatan atau mesin.  Sehingga seluruh pekerjaan tersebut masih dilakukan secara sederhana
Pembuatan pupuk organik  merupakan pekerjaan yang sangat berat dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memproduksi pupuk organik tersebut sampai pupuk siap untuk digunakan jika dikerjakan secara manual. Para kelompok tani di desa Gogodeso dan Munggalan telah berhasil mengolah pupuk organik dalam bentuk serbuk.Â
Permasalahan yang timbul adalah kesulitan membawa produk pupuk untuk diaplikasikan ke lahan. Selain itu juga menimbulkan masalah  dalam menentukan jumlah tebaran pupuk karena pupuk berbentuk serbuk tersebut.Â
Maka perlu alternatif bentuk pupuk organik yang bias mengatasi permasalahan diatas, pupuk tersebut adalah pupuk organik berbentuk granul.
Jika dibandingkan antara pupuk organik granul murni dan pupuk organik bentuk sebuk, keduanya memiliki kualitas yang relatif sama karena bahan baku utama pupuk organik granul adalah kompos.Â
Namun, kualitas pupuk organik granul akan menjadi lebih baik apabila diperkaya dengan unsur hara dan mikroba fungsional. Sementara itu, dilihat dari daya serap tanaman, baik kompos maupun pupuk organik granul sama-sama akan diserap tanaman secara perlahan-lahan (slow release). Namun, hal ini menjadi keunggulan bagi keduanya karena dapat digunakan dalam waktu yang lebih lama.Â
Dengan efisiensi yang lebih tinggi karena jumlah pupuk yang terbuang lebih sedikit, keberadaan pupuk organik granul di lingkungan akan menjadi lebih lama dibandingkan dengan pupk organik bentuk serbuk.
Oleh karena itu diperlukan penyelesaian permasalah tentang efisiensi pembuatan pupuk organik  sehingga proses  pembuatannya dapat lebih cepat dengan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan  cara manual sehingga memerlukan mesin pengolah pupuk berbentuk granul agar dapat mempermudah kerja masyarakat dan dapat meningkatkan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat  di desa Gogodeso dan Munggalan khususnya petani.
Selain itu dapat menghasilkan produk kompos  granul yang dapat mengurangi pencemaran limbah dan ramah lingkungan serta meningkatkan keterampilan masyarakat sehingga dapat meningkatkan pendapatan ekonomi mereka.
 Maka dari itu itu Tim Pengabdian Masyarakat dari Politeknik Kediri yang diketuai oleh Dani Irawan, M.Pd dan Rahayu Mekar Bisono, S.ST, M.T. Desa Gogodeso dan Desa Munggalan membuat model rancang bangun mesin pembuat pupuk organik granular tipe screw. Mesin menghasilkan pupuk organik berbentuk granular yang kompak sehingga mudah untuk dibawa dan diaplikasikan ke lahan.