Mohon tunggu...
MOH HAMDANI
MOH HAMDANI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

HALO, Saya mahasiswa di Universitas Airlangga Fakultas Vokasi Prodi Perbankan Dan Keuangan

Selanjutnya

Tutup

Financial

QRIS di Gresik, Tantangan Digitalisasi UMKM Akibat Dominasi Pembayaran Tunai

26 November 2024   13:55 Diperbarui: 26 November 2024   14:23 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu inovasi unggulan yang didorong oleh pemerintah untuk mempermudah transaksi non-tunai adalah QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), yang muncul di tengah gencarnya transformasi digital di Indonesia. Namun, kota Gresik, yang dikenal sebagai pusat UMKM, masih belum menerapkan QRIS dengan baik. Banyak bisnis kecil dan menengah (UMKM) masih menggunakan sistem pembayaran tunai. Apa yang menghalangi digitalisasi pembayaran di industri ini?

1. Tantangan Literasi Digital di Gresik: 

Meskipun adopsi QRIS di Indonesia sudah mencapai 30 juta toko pada 2023, angkanya masih rendah di beberapa wilayah, seperti Gresik. Survei yang dilakukan Bank Indonesia menunjukkan bahwa bisnis UMKM di daerah ini menganggap penggunaan QRIS rumit dan membutuhkan pelatihan khusus.Di sisi lain, pembayaran digital masih belum merata di Gresik karena masih banyak pelaku UMKM dan pelanggan yang lebih suka menggunakan pembayaran tunai.

2. Kebiasaan Pembayaran Tunai yang Kuat:

Sebuah laporan dari Mandiri Institute (2022) menunjukkan bahwa sekitar 63% pembeli di wilayah urban dan semi urban Indonesia masih menggunakan uang tunai. Ini terlihat di Gresik, di mana transaksi tunai lebih umum, terutama untuk UMKM yang belum terbiasa dengan teknologi pembayaran digital. Pebisnis UMKM lebih suka menggunakan uang tunai karena merasa lebih praktis dan langsung, sementara pembayaran QRIS dianggap memerlukan perangkat dan koneksi internet yang tidak selalu tersedia.

3. Kendala Biaya dan Akses Teknologi

Selain itu, UMKM kecil menghadapi biaya transaksi QRIS yang sekitar 0,7% dari setiap transaksi. Karena margin keuntungan yang tipis, biaya ini dianggap cukup besar bagi mereka. Banyak bisnis mikro di Gresik, terutama di pinggiran kota, menghadapi kesulitan mendapatkan akses ke perangkat yang memadai, seperti smartphone yang mendukung aplikasi QRIS atau jaringan internet yang stabil.

4. Manfaat QRIS yang Diabaikan

Meskipun digitalisasi pembayaran memiliki banyak manfaat. QRIS tidak hanya membuat pencatatan keuangan lebih mudah, tetapi juga mempercepat transaksi dan mengurangi risiko kehilangan uang tunai. Sebuah studi McKinsey menemukan bahwa UMKM yang menggunakan sistem pembayaran digital dapat meningkatkan efisiensi operasional hingga 20%. 

Selain itu, QRIS memungkinkan UMKM untuk menjangkau pasar yang lebih luas, terutama konsumen yang lebih muda dan lebih terbiasa dengan teknologi digital. Penggunaan QRIS dapat membuka banyak peluang di Gresik, yang memiliki banyak UMKM yang bekerja di industri kuliner dan kerajinan. 

Ini karena sector tersebut sangat penting bagi perekonomian lokal, dan digitalisasi pembayaran ini dapat membantu UMKM bersaing di pasar yang lebih luas dan meningkatkan produktivitas mereka.

5. Langkah-langkah untuk Meningkatkan Penggunaan QRIS

Pemerintah, perbankan, dan UMKM itu sendiri perlu mengambil tindakan untuk mengatasi masalah ini. Pertama, pemerintah daerah dapat bekerja sama dengan lembaga keuangan untuk melatih UMKM menggunakan QRIS. 

Selain itu, adopsi QRIS dapat didorong oleh insentif atau subsidi, seperti penghapusan biaya transaksi selama tiga bulan pertama. Untuk membuat pelanggan lebih terbiasa dengan pembayaran non-tunai dan mendorong usaha kecil dan menengah (UMKM) untuk berubah, kampanye Pendidikan juga harus dilakukan

6. Menatap Masa Depan Digital

QRIS adalah langkah besar menuju ekonomi digital inklusif di Indonesia. Dengan potensi UMKM yang besar, Gresik seharusnya tidak melewatkan peluang ini. Dengan kerja sama antara pemerintah, sektor perbankan, dan masyarakat, UMKM di Gresik dapat dengan cepat memasuki era digital dan memanfaatkan potensi yang ada. Transformasi digital adalah jalan yang tak terelakkan bagi UMKM Gresik, dan kini saatnya bagi Gresik untuk mengubah tantangan ini menjadi peluang. Dengan mempercepat adopsi QRIS, mereka bukan hanya dapat meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga memiliki peluang untuk tumbuh lebih besar di pasar yang lebih luas. 

UMKM Gresik harus memanfaatkan peluang besar transformasi digital dengan QRIS. Digitalisasi pembayaran akan membantu UMKM bersaing di pasar yang semakin kompetitif, menarik pelanggan muda yang lebih akrab dengan teknologi, dan menciptakan ekosistem keuangan yang inklusif. Selain itu, adopsi QRIS yang lebih luas dapat meningkatkan efisiensi operasional, memperluas jangkauan pasar, dan mengurangi risiko kehilangan uang tunai. 

Gresik dapat menjadi pusat UMKM digital yang membantu ekonomi lokal dan nasional jika hambatan seperti literasi digital rendah dan kebiasaan tunai dapat diatasi. Gresik dapat memanfaatkan QRIS untuk memiliki masa depan yang lebih cerah dan inklusif dengan dukungan dari pemerintah, sektor keuangan, dan masyarakat. Saatnya Gresik menjadi pemimpin transformasi.

Penulis;

Moh Hamdani mahasiswa Fakultas Vokasi Program Studi Perbankan dan Keuangan Universitas Airlangga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun