Prolog permasalahan
Diskusi keterampilan dan kemampuan abad ke-21 diberbagai tingkat pendidikan dianggap penting karena perubahan keadaan kehidupan pribadi, sosial dan profesional yang dirasakan (Chalkiadaki, 2018). Mekanisme pendidikan saat ini dikembangkan dengan ide dan inovasi yang jelas dalam keterampilan akademik dan profesional terkait dengan revolusi industri.Â
Pertumbuhan pengetahuan, industri, manajemen dan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah membawa dampak besar pada lembaga pendidikan, mengubah kondisi pembuat kebijakan dan pendidik dan memasukkan konsep - konsep yang terbukti dengan sendirinya seperti pengetahuan, informasi dan keterampilan (Zajda, 2010).
Sebuah negara yang berinvestasi dalam pendidikan dengan harapan akan berkontribusi pada kesejahteraan ekonomi jangka panjang dan keberlanjutan generasi.Â
Aspek lain dari pendidikan yang terkait dengan masalah pembangunan manusia dan sosial menjadi penting ketika prioritas kembali relevan dengan kebutuhan masyarakat yang lebih luas dan sangat membutuhkan inovasi segera (Senge, 2010). Namun, menurut beberapa pendapat bahwasanya pendidikan lebih utilitarian daripada budaya (Hargreaves, Lieberman, Fullan & Hopkins, 2010).Â
Menurut Undang - Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, pendidikan menciptakan lingkungan dan proses belajar yang mendorong peserta didik untuk secara aktif mengembangkan potensi diri, jiwa keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, dan kepribadian yang luhur, merupakan upaya sadar dan sistematis. melakukan. Dan keterampilan yang diperlukan, diri sendiri dan masyarakat.Â
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata "didik", dengan akhiran "pe" dan akhiran "an", sehingga kata ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan pendidikan. Secara linguistik, pengertian pendidikan adalah proses mengubah sikap dan perilaku individu atau kelompok orang dalam rangka mendewasakan manusia melalui upaya pendidikan dan pelatihan (Normina, 2018).
Budaya adalah bentuk jamak dari kata budi dan daya yang berarti cinta, karsa dan rasa. Kata budaya sebenarnya berasal dari Bahasa Sansekerta, yaitu budhayah bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal.Â
Dalam Bahasa Inggris, kata budaya berasal dari kata culture, dalam Bahasa Latin berasal dari kata colera. Kata colera adalah mengolah, mengerjakan, menyuburkan, mengembangkan tanah atau bertani (Elly M. Setiadi, dkk. 2006; 27). Sedangkan dalam bahasa Belanda yaitu cultuur yang berarti segala daya dan aktivitas manusia untuk mengubah alam.
Sebuah pernyataan yang jelas tentang perlunya keterlibatan pendidik dalam menyelesaikan masalah sosial dibuat oleh George S. Counts (1889-1974) dalam "Dare the Schools Build New Social Order?" yang diterbitkan pada tahun 1932.Â
Counts berusaha mengembangkan studi sosial pendidikan sebagai keseimbangan terhadap peningkatan penekanan pada studi psikologi dan anak dan untuk memajukan pemahaman pendidikan sebagai lembaga yang penting bagi reformasi sosial (Lagemann, 1992).Â