Mohon tunggu...
Daniel Yudha Kumoro
Daniel Yudha Kumoro Mohon Tunggu... Guru - guru, blogger, youtuber, penulis artikel, cerpen, puisi di buku² antologi, storial

pernah menulis cerpen anak di harian kompas minggu (2014). menulis artikel pendidikan di tabloid PENA (2009, 2010, 2018), majalah MEDIA (2014, 2018, 2019). menulis puisi,.cerpen di buku antologi (2018, 2019, 2020)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengalaman Layanan Klasikal Offline Pertama di Era New Normal

20 Juni 2020   09:50 Diperbarui: 20 Juni 2020   10:00 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

hari ini adalah hari pertama dimana aku bertemu muridku kembali setelah 3 bulan lamanya psbb. dari 34 siswa, hanya sekitar 5 anak saja tidak hadir.

ya. ini adalah hari di mana anak kelas xii mengambil rapot untuk keperluan daftar kuliah dan kerja.

mengingat sekolah kami adalah sekolah stm dengan masa studi 3,5 tahun, maka mereka akan dinyatakan lulus bila setelah mengikuti un, dilanjut dengan magang kerja di industri selama 6 bulan. jadi wisudanya bisa bulan desember.
anak kelas xii atau dulu kita menyebutnya kelas3 sebenarnya sudah dinyatakan "lulus". mengingat adanya pandemi, membuat un tidak berlaku. padahal anak smk sudah melakukan un duluan dibandingkan sma.

ya. hari ini. sesuai kesepakatan sebelumnya. anak-anak ingin mengambil rapot. berhubung tidak boleh bergerombol. maka aku arahkan pengambilan rapot di ruang kelas. bukannya di ruang bk. aku kan guru bk yang ditugaskan jadi wali kelas. hehehe.

ada pemandangan yang unik sekaligus baru juga haru.
saat itu anak-anak ingin sekali bersalaman denganku. terlihat dari bahasa tubuhnya. juluran tangannya. sorot matanya yang penuh takdzim. ah, ingin sekali tangan ini juga menyerahkan tangan untuk menghargai rasa respect mereka kepada gurunya. tapi aku urungkan dan berkata maaf. meski aku juga sudah berkata agar mereka cuci tangan dulu.

pemandangan kedua adalah dari segi fisik penampilan tubuh. mungkin selama bdr 3 bulan di rumah wajah mereka jadi sedikit putih. lalu badan kelihatan sudah pada melar (gemuk-gemuk). yang tinggi kelihatan tambah tinggi.

baju seragam yang selama ini telah terpakai selama 3 tahun tampak kusut warnanya di beberapa anak.

tapi yang aku tidak bisa lihat adalah kumis. mengingat semua wajib memakai masker. apakah mereka membiarkan kumisnya atau tidak. ini kan stm. jurusan perkapalan. cowok semua satu kelas gitu lho.

hingga yang disayangkan adalah rambut. rambut mereka tampak mulai tidak sesuai standar sekolah. meski tidak dapat dikategorikan gondrong. namun sudah banyak penebalan dibeberapa tempat. seperti di bagian atas saja. depan saja. atau belakang saja. kalau semua bagian tidak ada. jelas akan kelihatan gimbal.

pemandangan ketiga inilah yang menjadi topik utama tulisan sekaligus judul artikel ini.

inilah kali pertama aku meski mendadak dan tidak sengaja hanya untuk membagikan rapot saja. aku melihat hal-hal baru yang belum pernah aku lihat dan rasakan sebelumnya.

seluruh siswa yang berjumlah 30an tersebut benar-benar memakai masker! duduk di kursi dengan masing-masing berjarak 1 meter. depan belakang kiri kanan. mirip seperti mau ujian.

mereka mendengarkan dengan seksama briefing yang aku berikan. serta ada sedikit tanya jawab berkaitan dengan on the job training, laporan karya tulis, wisuda, serta kelengkapan administrasi. semuanya belum bisa aku jawab. masih menunggu perkembangan terakhir dari dunia industri. apakah mereka sudah siap kembali menerima siswa magang atau tidak. wisuda belum ada keputusan kapan. diadakan atau tidak. semua menunggu surat edaran dari kepala sekolah yang pastinya juga menunggu keputusan dari dinas cabang dan pusat.

dan terakhir. pemandangan terakhir inilah yang aku khawatirkan.
aku sudah mengkondisikan di mana pembagian rapot aku panggil satu per satu maju ke depan. namun siswa yang mungkin sudah lama menunggu jadi bosan. terutama yang duduk di belakang. mereka mulai terlihat menggerombol secara "alami". mereka melakukan diskusi sendiri. tanpa menjaga jarak. tanpa terlihat kekhawatiran di mata mereka. bahkan tampak easy and having fun. sepertinya belum tuntas momen-momen melepas kerinduannya di era-new-normal ini.

wow, harus hati-hati, nih. ini semacam red alert. first alarm.

ini baru di sekolah ini.
bagaimana di sekolah lain?
ini baru anak stm lho.
bagaimana kalau anak smp?
atau anak sd?
bahkan anak tk?
bisakah mereka diatur?
kodrat mereka kalau berkumpul, ngobrol, atau bermain pasti tanpa jarak. apalagi buat mereka yang merasa sudah beberapa tahun bersahabat di sekolah.

bagaimana ya bila nanti benar benar sekolah dibuka secara offline?
apa yang akan terjadi ya?
bisakah guru full mengawasi?
atau dapatkah digantikan dengan kamera pengawas di tiap sudut sekolah?
karena anakku sendiri juga masih sd.
semoga Allah melindungi kita semua.

rapot telah kami bagikan semua.
setelah mengucapkan, "taqobalallahuminnawaminkum. selamat hari raya idul fitri. semoga Allah menerima amal ibadah kita selama bulan puasa kemarin dan mempertemukan kita kembali di ramadhan akan datang",
pertemuan kami tutup dengan bacaan doa kafaratul majlis, "subhanakallahummawabihamdika. asyhadualailahailaanta. astaghfirukawaatubuilaika. wassalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh"
"tetap jaga jarak aman. hindari berkerumun. sering cuci tangan. dan gunakan masker"

tanpa bersalaman siswa meninggalkan kelas. aku kembali ke ruanganku.
dengan harapan dan doa. agar mereka bisa menggapai impian mereka. dan kami semua selalu dalam kondisi sehat & bahagia.
                                          **

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun