Mohon tunggu...
daniel tanto
daniel tanto Mohon Tunggu... Montir - melukis dengan cahaya, menulis dengan hati...

bekerja di institusi penelitian suka menulis, memotret, dan berfikir

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menghadiri Festival Perahu Naga di Yogyakarta - Bagian I

16 Juni 2010   04:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:30 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Diambil dari KOMPAS.com Kamis, 10 Juni 2010 | 22:37 WIB YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul serta masyarakat Tionghoa Yogyakarta akan menyelenggarakan Festival Perahu Naga di Bendung Tegal, Canden, Jetis Bantul, 13 Juni 2010. "Festival Perahu Naga diselenggarakan untuk menyambut perayaan Peh Cun, dan kegiatan itu akan berlangsung sehari, mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB," kata Humas Dinas Pariwisata Provinsi DIY, Nurhidayat, di Yogyakarta, Kamis (10/6/2010). Menurut Nurhidayat, rencananya Festival Perahu Naga 2010 akan diikuti 20 tim olah raga dayung DIY, dan dimeriahkan dengan eksebisi perahu dayung dari luar Yogyakarta, slalom boat, dan kesenian barongsai di atas perahu naga. "Festival Perahu Naga ini merupakan rangkaian kegiatan awal perayaan Pehcun 2010 yang puncaknya akan diselenggarakan di Pantai Parangtritis, Kabupaten Bantul pada 16 Juni 2010," kata Nurhidayat. Ia mengatakan perayaan dengan menggelar festival perahu naga merupakan salah satu budaya masyarakat Tionghoa yang masih dilestarikan di Indonesia sebagai kekayaan budaya dan pariwisata. Lokasi Festival Perahu Naga 2010 di Wisata Tirta, Bendung Tegal, menurut dia, karena pertimbangan selama ini tempat itu merupakan objek wisata air unggulan Kabupaten Bantul. Bendung tersebut berada di wilayah Desa Wisata Kebonagung, Kecamata Jetis yang kini memiliki pondok wisata, sehingga wisatawan dapat menginap di desa itu. "Adanya festival tersebut diharapkan bisa menghidupkan Desa Wisata Kebonagung, sekaligus mengenalkan sebagai desa tujuan wisata," kata Nurhidayat. Editor: made   |   Sumber :ANTARA Berdasarkan berita itu, pada tanggal 13 Juni 2010, saya diajak teman saya Tigor J Purba untuk memotret peristiwa "unik" ini. Saya sendiri kurang tahu soal perayaannya, tetapi saya berusaha melaporkannya dengan gambar dan komentar saja. Mohon maaf jika ada salah-salah tafsir dan kata-kata. [caption id="attachment_166848" align="aligncenter" width="500" caption="Perahu Naga berangkat menuju start"][/caption] Ketika akan dimulai, ada 3 perahu yang dipakai lomba harus dikayuh ke arah garis start. Lintasannya sendiri berupa sungai. Panjang track mungkin sekitar 200 meter saja. Kalau saya merasa ini macam drag race saja. Intinya sekecang mungkin mencapai finish dan tidak perlu membelok. [caption id="attachment_166851" align="aligncenter" width="500" caption="Gerombolan pembidik"][/caption] Setiap ada keramaian, selalu saja mengundang fotografer dan videografer. Seperti pada gambar di atas, sekumpulan wartawan, wartawan gadungan (saya salah satunya), WTS, penggemar foto dan video, berkerumun di spot terbaik untuk mengambil gambar. Beberapa malah menggunakan kamera HP. [caption id="attachment_166852" align="aligncenter" width="500" caption="gaya SWAT"][/caption] Ini bukan SWAT atau pasukan khusus, ini seorang fotografer sedang menyiapkan senjatanya. Lensa professional yang dibawanya menandakan keseriusannya mengabadikan momen ini. [caption id="attachment_166853" align="aligncenter" width="500" caption="sang penjinak naga"][/caption] Atraksi barongsai, ikut memeriahkan festival ini. Ada 3 barongsai akan beraksi di atas perahu kecil ini. 2 di belakang nampak kurang atraktif. Sepertinya malas tercebur sungai yang alirannya cukup deras ini. [caption id="attachment_166855" align="aligncenter" width="400" caption="barisan umbul-umbul sponsor"][/caption] Di pinggir sungai, barisan umbul-umbul sponsor nampak penuh. Ada pula panggung hiburan dan bazzar makanan. Cukup meriah, bahkan ada pameran motor di pinggiran sungai ini. [caption id="attachment_166857" align="aligncenter" width="500" caption="penonton berdatangan"][/caption] Penonton datang dari berbagai kalangan. Kebanyakan adalah penduduk sekitar. Jumlah penonton etnis Tionghoa yang membuat perayaan ini, justru tidak sebanyak penduduk sekitar yang datang. [caption id="attachment_168390" align="aligncenter" width="500" caption="di garis start"][/caption] Lomba dimulai dengan berangkatnya perahu yang akan berpacu ke garis start. 4 perahu digunakan bergantian. Masing-masing team terdiri atas pendayung, penabuh genderang, dan pengendali. [caption id="attachment_168397" align="aligncenter" width="500" caption="bukan teroris"][/caption] Sementara peserta bersiap, para pemburu gambar dan video pun menyiapkan senjatanya.. [caption id="attachment_168400" align="aligncenter" width="500" caption="dan merekapun berpacu"][/caption] Peserta muai berpacu, tidak diduga, ternyata perahu bertenaga dayung ini bisa mencapai kecepatan yang lumayan kencang. [caption id="attachment_168405" align="aligncenter" width="500" caption="genderang pemandu"][/caption] Ayunan dayung dipandun oleh penabuh genderang, ketaatan pendayung terhadap irama menentukan kecepatan dari perahu naga ini. BERSAMBUNG ke BAGIAN II (supaya foto tidak terlalu banyak dan enak dinikmati) sambungan ke bagian II

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun