Mohon tunggu...
Daniel Julianto Simanjuntak
Daniel Julianto Simanjuntak Mohon Tunggu... Penegak Hukum - part time writer

traveller, wanderer, and dreamer

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Kultur "Mandok Hata" pada Suku Batak

31 Desember 2020   21:33 Diperbarui: 31 Desember 2020   21:42 759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

9. Doa Pembaruan Tekad dan Responsi kepada gereja

10. Bersalaman dan bermaafan

Inti dari budaya mandok hata adalah ungkapan rasa syukur tertinggi dari setiap keluarga Suku Batak atas karunia Tuhan yang menyertai keluarga dan gereja sekaligus menjadi media refleksi bagi keluarga untuk mengerjakan pekerjaan Tuhan yang lebih baik. Dalam liturgi yang biasanya dibuat oleh gereja selalu ada ungkapan syukur kepada Tuhan dan gereja sebagai perpanjangan Tuhan.

Mandok hata bukan hanya sebagai media pribadi keluarga, namun juga alat untuk mendoakan gereja dan sesama. Dalam refleksi keluarga masing-masing anggota keluarga akan menyampaikan kesan dan pesan mereka masing-masing kepada keluarga. Kesedihan, kebahagiaan dan keluh kesah dalam keluarga inti harus disampaikan untuk menjaga keharmonisan keluarga dan mandok hata menjadi momen untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi selama tahun yang sudah dijalani.

Tradisi ini bukanlah sebuah omong kosong, namun hal yang sangat krusial untuk memperbaiki keharmonisan keluarga dan mendekatkan keluarga dengan Tuhan. Dengan kata lain, budaya ini dapat melahirkan resolusi-resolusi dan tujuan-tujuan yang penting untuk dicapai setiap anggota keluarga pada masa yang akan datang. Sehingga tujuan keluarga dan tujuan masing-masing anggota keluarga dapat tercapai. Budaya adalah hal yang penting dan perlu dilestarikan sebagaimana budaya mandok hata pada keluarga-keluarga Suku Batak. Akhir kata, saya berpesan pada setiap masyarakat hukum adat Suku Batak untuk tetap melestarikan budaya ini agar tujuan keluarga dan keharmonisan keluarga dalam tahun-tahun yang akan dijalani tetap terjaga.

Penulis: Daniel Julianto Simanjuntak

31 Desember 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun