9. Doa Pembaruan Tekad dan Responsi kepada gereja
10. Bersalaman dan bermaafan
Inti dari budaya mandok hata adalah ungkapan rasa syukur tertinggi dari setiap keluarga Suku Batak atas karunia Tuhan yang menyertai keluarga dan gereja sekaligus menjadi media refleksi bagi keluarga untuk mengerjakan pekerjaan Tuhan yang lebih baik. Dalam liturgi yang biasanya dibuat oleh gereja selalu ada ungkapan syukur kepada Tuhan dan gereja sebagai perpanjangan Tuhan.
Mandok hata bukan hanya sebagai media pribadi keluarga, namun juga alat untuk mendoakan gereja dan sesama. Dalam refleksi keluarga masing-masing anggota keluarga akan menyampaikan kesan dan pesan mereka masing-masing kepada keluarga. Kesedihan, kebahagiaan dan keluh kesah dalam keluarga inti harus disampaikan untuk menjaga keharmonisan keluarga dan mandok hata menjadi momen untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi selama tahun yang sudah dijalani.
Tradisi ini bukanlah sebuah omong kosong, namun hal yang sangat krusial untuk memperbaiki keharmonisan keluarga dan mendekatkan keluarga dengan Tuhan. Dengan kata lain, budaya ini dapat melahirkan resolusi-resolusi dan tujuan-tujuan yang penting untuk dicapai setiap anggota keluarga pada masa yang akan datang. Sehingga tujuan keluarga dan tujuan masing-masing anggota keluarga dapat tercapai. Budaya adalah hal yang penting dan perlu dilestarikan sebagaimana budaya mandok hata pada keluarga-keluarga Suku Batak. Akhir kata, saya berpesan pada setiap masyarakat hukum adat Suku Batak untuk tetap melestarikan budaya ini agar tujuan keluarga dan keharmonisan keluarga dalam tahun-tahun yang akan dijalani tetap terjaga.
Penulis: Daniel Julianto Simanjuntak
31 Desember 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H