Mohon tunggu...
Daniel Simarmata
Daniel Simarmata Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa FIlsafat Keilahian.

Penulis Merupakan lulusan Filsafat Keilahian dari salah satu Universitas Swasta yang ada di Yogyakarta. Penulis mempunyai ketertarikan terhadap relasi antara orang tua dengan anak, terlebih kesehatan mental pada diri anak dan pendidikan karakter anak.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Rusaknya Keindahan Alam oleh Ulah Manusia

21 Desember 2021   21:24 Diperbarui: 21 Desember 2021   21:40 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Bagi para pemula yang ingin tetap mencoba sensasi snorkeling untuk melihat ekosistem bawah laut, umumnya diharuskan memakai vest atau rompi pelampung yang akan membantunya tetap mengambang di permukaan agar tidak menginjak-injak terumbu karang di bawahnya apabila tenggelam. Sayangnya, banyak pengunjung yang menghiraukan intruksi ini

Seiring waktu, kekayaan alam yang melimpah ini pun mulai dieksploitasi secara berlebihan. Banyak pemilik modal maupun masyarakat setempat yang memanfaatkan kecantikan terumbu karang untuk mendirikan pusat-pusat penyelaman, restoran dan penginapan, sehingga pendapatan mereka bertambah. Ironisnya, demi mengejar keuntungan,banyak oknum membiarkan pengunjung yang tidak memiliki basic teknik berenang ataupun diving skill untuk melakukan aktivitas snorkeling ataupun diving. Hasilnya, terumbu karang pun banyak yang rusak akibat terinjak-injak bahkan patah akibat kayuhan fins (kaki katak) yang tidak benar.

Faktor kedua adalah sampah, jenis-jenis sampah mengotori laut adalah popok sekali pakai (pospak), pembalut wanita, kantong plastik, kemasan makanan, sedotan plastik, gelas minuman yang terbuat dari plastik, kemasan sampo aneka merek, hingga kampil atau karung beras. Semua sampah-sampah plastik ini sangat tidak baik untuk terumbu karang karena mengganggu siklus hidupnya. Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam majalah Science tahun 2018, peneliti terumbu karang Universitas Hasanuddin, Makassar Jamaluddin Jompa mengatakan terumbu karang yang tertutup oleh plastik bisa mati karena tidak mendapatkan sinar matahari untuk bertumbuh. Selain itu, karang lainnya akan terinfeksi oleh karang yang mati akibat tertutup plastik. Adapun penyakit karang lainnya yakni pemutihan (bleaching), sabuk hitam (black band disease) dan sabuk putih (white band disease).

Interpretasi dan Aksi

Pada bagian ini, penulis kami akan menggunakan teori antroposentris yang bertujuan untuk menganalisa kerusakan terumbu karang di Pulau Pahawang, Lampung. Teori antroposentris, bersumber atau bertitik tolak dari etika yang menekankan bahwa manusia merupakan sentral atau pusat dari segala sesuatu, maka manusia tidak hanya memikirkan kepentingan dirinya sendiri melainkan manusia juga harus mengutamakan kelestarian ataupun kepentingan dari alam itu sendiri. 

  Manusia harus menyingkirkan segala kepentingannya untuk menjaga kelestarian alam (kepentingan estetis), baik kepentingan ekonomi, sosial dan lain-lain, karena teori ini juga mengutamakan kepentingan bagi generasi penerus. Hal ini yang harus dijadikan acuan bagi manusia untuk tetap menjaga alam bagi generasi-generasi berikutnya. Hal ini juga dapat dikaitkan dengan egoisme, manusia harus menjauhi sifat egoism untuk merusak alam demi keberlangsungan hidup bagi generasi berikutnya. Pada sebuah buku yang ditulis oleh Celia Deane, dan diterjemahkan oleh Robert P. Borong yang berjudul "Teologi dan Ekologi", ada argumen bahwa kekristenan itu bersifat antroposentris.

Berikut dua argumen yang membuktikan bahwa kekristenan memiliki sifat yang antroposentris. Yang pertama, bahwa manusia diciptakan segambar dengan Allah, yang memiliki hubungan unik dengan Allah yang memberikan tanggungjawab khusus bagi manusia untuk merawat dan menjaga ciptaan-Nya. Lalu yang kedua, Allah memerintahkan dan memberi kepada manusia untuk menguasai dan juga mengelola bumi, maka manusia harus mempertanggungjawabkan tugas tersebut, karena kalau manusia gagal dalam melakukan hal tersebut maka manusia gagal dalam menjalankan mandate tersebut.

Kerusakan terumbu karang di Pulau Pahawang sedikitnya telah memberi tamparan keras terhadap tindakan manusia yang ternyata selama ini telah sangat merugikan alam. Manusia cenderung merasa bahwa dirinya sebagai superior terhadap alam, sehingga segala tindakan yang 'brutal' menjadi legal untuk dilakukan terhadap alam. 

Hal ini sejalan dengan etika ekologi dangkal yang dikemukakan Borrong, bahwa etika ekologi dangkal atau etika antroposentris menekankan bahwa manusia adalah segala sesuatu, dan lingkungan hidup mempunyai makna hanya untuk kepentingan manusia.Banyak faktor yang membuat manusia bertindak secara 'brutal' dan menekankan dirinya kepada etika antroposentris terhadap alam, baik karena manusia melakukan sebuah pelarian atau kompensasi atas ketidakberdayaan manusia maupun Cara manusia untuk memenuhi butuhkan hidupnya dengan menggali kepada alam 

Melihat hal itu, seperti yang dikatakan di bagian sebelumnya bahwa karena tindakan manusia yang 'brutal' membuat dampak kerusakan alam semakin menjadi-jadi. Restorasi alam khususnya dalam hal ini restorasi terumbu karang di Pulau Pahawang menjadi salah satu jalan keluar yang paling dibutuhkan oleh Pulau ini, demi menyelamatkan ekosistem laut. 

Restorasi sendiri adalah tindakan untuk membawa ekosistem yang telah ter-gradasi kembali menjadi semirip mungkin dengan kondisi aslinya. Dengan kegiatan restorasi ini, pengelola dan masyarakat Pulau Pahawang berharap akan ada peningkatan kualitas terumbu karang dan pengembalian biota laut dalam keadaan semula dapat berjalan dengan sebagaimana mestinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun