Mohon tunggu...
Daniel Rudi
Daniel Rudi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Que Sera Sera

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Siasat Politik Jokowi

31 Januari 2015   22:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:02 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pertemuan antara Jokowi dan Prabowo di istana Bogor mengenjutkan jagad politik, mengejutkan karena ditengah situasi Jokowi  mendapatkan tekanan  dari partainya sendiri untuk melantik BG sebagai Kapolri, dia bersiasat, sudah jelas bahwa pertemuan ini tidak hanya membicarakan tentang silat saja, tapi pasti tentang keadaan "Dunia Persilatan Politik " sekarang,pertemuan ini bisa disebut siasat politik yang tidak diduga oleh para elite Politik.

Selepas dari pertemuan itu Prabowo mengucapkan pernyataan politik yang cenderung memberikan "angin" kepada Jokowi bila dia tidak akan melantik BG sebagai Kapolri, reaksi dari pertemuan mereka sangat cepat, Kubu Prabowo langsung mengadakan rapat digedung Bakrie,sedangkan kubu Megawati langsung mengadakan pertemuan dikediamanya  Dunia politik di Indonesia memang sangat dinamis, dalam kedinamisan dunia politik ini memang seorang politisi harus bersifat fleksibel. " Teguh dalam prinsip luwes dalam penerapan " adalah suatu prinsip yang harus  dimiliki oleh politisi di Indonesia dan Jokowi membuktikan bahwa dia memiliki ilmu tersebut.

Keluwesan dalam berpolitik sering sekali tidak dimengerti oleh para orang yang memandang politik sebagai hal yang "Hitan - Putih", Politik adalah bagian dari ilmu sosial, dan seperti ilmu sosial lainya hasil dari keputusan politik tidak dapat diyakini 100% hasilnya, orang boleh saja menduga apa yang akan terjadi dari hasil keputusan politik dari seorang politisi,tapi sekali lagi itu hanya dugaan tidak akan dapat menjamin bahwa dugaan itu akan menjadi kenyataan, ini dikarenakan dalam ilmu sosial terlalu banyak  unsur variabel. Prinsip " tidak ada teman atau lawan abadi, yang ada adalah  kepentingan abadi " banyak diketahui orang, sayangya ini sering disebut prinsip politisi hitam, padahal sejatinya tidak seperti itu, bila "kepentingan " itu adalah "kepentingan " masyarakat banyak maka apakah seorang politisi yang memakai  prinsip tersebut dapat disebut politisi hitam ?.

Tentu ada perbedaan antara seorang politisi "putih" dan seorang politisi "hitam"  dalam bersiasat.seorang politisi "putih" dalam bersiasat demi kepentingan orang banyak. sedangkan seorang politisi "hitam" bersiasat untuk kepentingan pribadi dan golongan, agar terhindar dari tekanan kubu Megawati agar melantik BG menjadi Kapolri Jokowi bersiasat, (kita bisa menilai bahwa siasat yang dilakukan Jokowi ini bukan untuk kepentingan golongan atau prbadi, sebab kalau untuk kepentingan golongan  dan pribadi tentu dia akan melantik BG, siasat yang dilakukan ini demi orang banyak karena BG telah dijadikan tersangka oleh KPK ),tentunya aksi dari siasat Jokowi ini akan menghasilkan reaksi siasat dari kubu prabowo dan kubu Megawati.

Hasil dan perkembangan dari siasat politik Jokowi  masih sulit diduga,orang bisa saja menduga bahwa Jokowi akan meninggalkan kubu Megawati dan menyeberang ke kubu Prabowo atau menduga bahwa ini adalah siasat Jokowi untuk sekedar menaikan posisi tawarnya ke kubu Megawati atau menduga Jokowi akan membentuk aliansi  partai politik baru dan masih banyak dugaan lainya. Dikarenakan masih banyak dugaan -dugaan tersebut mari kita lihat dan saksikan  saja dinamis nya politik kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun