Mohon tunggu...
Daniel Ronda
Daniel Ronda Mohon Tunggu... Dosen Teologi -

Dosen Teologi, tinggal di kota Makassar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sondang

14 Desember 2011   01:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:20 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamat jalan Sondang

Kepergianmu menyisakan banyak pertanyaan

Apakah layak membakar diri?

Namun prinsip telah ditetapkan

Pengorbanan telah diambil sebagai jalan

Suatu pilihan yang tidak dapat didikte siapapun

Tidak ada yang berhak menghakimi

Apalagi harus menggurui

Kematianmu bukan untuk pelajaran

Tapi menjadi tonggak sejarah perjalanan melawan korupsi

Petaka korupsi mungkin tak hilang di negeri ini

Tapi kematianmu mengiriskan luka

Dan mengingatkan bahwa perjuangan melawan korupsi

Tidak boleh berhenti

Sama sekali tidak boleh berhenti

Darah si miskin masih kuat berteriak

Mereka bertanya: Hai bejat, kemana itu uang untuk rakyat?

Jutaan dari mereka sedang mati pelan-pelan

Mati dalam penderitaan

Mati dalam kepapaan

Mati dalam kesia-siaan

Itu sebabnya...

Kami tidak peduli apa kata rohaniwan atas kematianmu

Kami tidak perlu psikolog menganalisisnya

Nyawa Sondang terus berteriak “basmi koruptor”

Kami gemetar...

Karena api yang membakar itu terus membayangi

Tubuh yang hangus mengejar kami yang masih hidup

Api itu terus mengejar kami sampai dapat terjawab pertanyaan:

Apa yang kamu buat untuk menumpas koruptor?

Jangan diam bung!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun